REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membiasakan diri untuk zuhud adalah sebuah perjalanan spiritual yang memerlukan kesadaran dan latihan yang konsisten. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk memulai dan melanggengkan kebiasaan zuhud dalam kehidupan sehari-hari:
1. Memahami Hakikat Harta dan Dunia
Langkah pertama adalah mengubah perspektif tentang dunia. Sadari bahwa harta, jabatan, dan kenikmatan duniawi hanyalah sarana dan titipan sementara.
Refleksi Diri: Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah kebahagiaanku benar-benar bergantung pada hal-hal materi ini?"
Allah berfirman dalam al Qashah ayat 77
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ
wabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn
77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Prioritaskan Tujuan Akhirat: Ingatlah bahwa segala upaya dan harta yang dimiliki hendaknya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang lebih kekal. Ketika tujuan akhir kita besar, daya tarik dunia menjadi relatif kecil.
2. Membatasi Keinginan, Bukan Kebutuhan
Zuhud tidak menolak kebutuhan dasar, tetapi membatasi keinginan yang tidak ada habisnya. Kunci di sini adalah membedakan antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants).