REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zuhud dapat membawa ketenangan hidup yang mendalam karena dengan meninggalkan keterikatan pada harta benda duniawi dan ambisi yang berlebihan, seseorang dapat merasakan kebebasan dari tekanan dan kecemasan.
Dengan berfokus pada kehidupan spiritual dan akhirat, zuhud membantu seseorang untuk menilai kehidupan dari perspektif yang lebih luas dan tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan duniawi.
Ketenangan ini muncul dari kesadaran bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya bersumber dari kepemilikan material, tetapi juga dari kedekatan dengan Tuhan dan kesadaran akan hakikat kehidupan yang sebenarnya.
Dalam zuhud, seseorang dapat menemukan kedamaian batin dan ketenangan jiwa yang tidak mudah goyah oleh goncangan duniawi.
Orang yang telah berhasil melepaskan ketergantungan hatinya pada harta (mengamalkan zuhud) menunjukkan perubahan sikap dan prioritas yang jelas.
Berikut adalah ciri-ciri utama orang yang tidak lagi menjadikan harta sebagai ukuran segalanya:
1. Ketenangan Hati dalam Segala Kondisi
Tidak Sedih Saat Kehilangan
Ia tidak terlalu cemas atau bersedih berlarut-larut ketika mengalami kerugian materi, kegagalan bisnis, atau kehilangan barang. Ia menyadari semua itu hanya titipan dan dapat diganti.
Tidak Sombong Saat Mendapatkannya
Ia tidak menjadi sombong, pamer, atau membanggakan diri ketika mendapatkan rezeki melimpah, kenaikan jabatan, atau harta baru. Hatinya tetap rendah hati karena ia sadar itu adalah amanah.
Kebahagiaan Bersifat Internal
Sumber kebahagiaannya berasal dari ibadah, bersyukur, dan hubungan baik dengan Tuhan dan sesama, bukan dari pemenuhan keinginan materi yang terus bertambah.