Ahad 20 Oct 2024 15:17 WIB

Mengapa Rasulullah SAW Ibaratkan Umat Islam Seperti Air Hujan?

Rasulullah SAW mengibaratkan umat Islam seperti hujan

Hujan (ilustrasi). Rasulullah SAW mengibaratkan umat Islam seperti hujan
Foto: ist
Hujan (ilustrasi). Rasulullah SAW mengibaratkan umat Islam seperti hujan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Umat Islam adalah umat yang kebaikannya tak akan terputus selamanya. Baginya kontinuitas kebaikan. 

Generasi paling baik dari semua umat adalah para sahabat karena kelebihan-kelebihan mereka miliki yang tidak dimiliki umat sekarang.

Baca Juga

Generasi sahabat melihat dan beriman langsung kepada Rasulullah SAW Mereka lebih baik daripada umat-umat lain yang beriman kepada Rasulullah SAW, tetapi tidak melihat beliau.

Sebut saja misalnya, para sahabat tersebut berperang bersama beliau, mendukungnya, membelanya dengan jiwa dan harta, serta berhijrah bersamanya, kemudian merekalah orang-orang yang menerima Alquran, menerima Sunnah, menerima agama ini dari Rasulullah SAW lantas mewariskannya kepada para penggantinya dengan penuh keimanan dan keikhlasan.

Selain kebaikan yang menjadi ciri khas abad Sahabat ini, Nabi SAW bersabda bahwa kebaikan dalam umat ini akan terus berlanjut hingga Hari Kiamat.

فعن أنس رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: ( مثل أمتي مثل المطر لا يدرى أوله خير أم آخره ؟ ) رواه الترمذي

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan umatku adalah seperti hujan, tidak diketahui apakah yang pertama turun lebih baik atau yang terakhir turun.” (HR Tirmidzi).

Dalam hadits ini, Nabi SAW mengumpamakan kebaikan umatnya seperti kebaikan hujan yang menyirami tanaman.

Para ulama klasik dan kini berbeda pendapat tentang makna perumpamaan ini, yang tampaknya menunjukkan adanya keraguan antara yang pertama dan yang kedua.

Ibnu Abdul Barr berkata menjelaskan, bukan berarti bahwa dalam umat akhir zaman ini tidak ada yang kedudukan mereka bisa melebihi sahabat. Pendapat lain menyebut, bukan berarti juga maknanya adalah keraguan dalam mengutamakan abad pertama dengan yang lain.

Sebab, abad pertama lebih diutamakan atas seluruh abad tanpa ada perbedaan di antara ulama, kemudian generasi selanjutnya (tabiin), dan berikutnya lagi (tabi’tabiin).

Penjelasan terkait permisalan mereka dengan ujan, karena hujan menumbuhkan tanaman pada awalnya lalu mengembangkannya pada tahap kedua. Dan tidak tahu manfaatnya pada awal lebih banyak atau yang keedua.

Dampak Fatal Serangan Rudal Iran ke Israel Terbongkar, Total Kerugiannya Fantastis

http://republika.co.id/berita//slat4t320/dampak-fatal-serangan-rudal-iran-ke-israel-terbongkar-total-kerugiannya-fantastis

Demikianlah syariat Islam berlaku. Abad pertama meletakkan fondasi syariat, abad kedua menjaga, mengelola, dan mempraktekkan prinsipnya sampai kiamat.

Maka tidak bisa diketahui manfaat abad pertama yang meletakkan prinsip syariah lebih banyak atau justru yang kedua yang menjaga dan mengamalkannya. Tetapi sebenarnya, kebaikan itu ada dalam kedua abad sebab prinsip kemanfaatan ada dalam keduanya, yaitu kontinuitas praktiknya sesuai dengan syariat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement