REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian adalah suatu hal yang pasti. Namun sebagai Muslim, tidak sepatutnya kita mengharapkan kematian.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
"Janganlah seseorang di antara kalian menghadapkan mati, apabila ia seorang yang berbuat baik, mudah-mudahan kebaikannya makin bertambah. Dan bilamana ia seorang yang berbuat keburukan, mudah-mudahan ia bertaubat." (HR Bukhari)
Buya H Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah II menjelaskan, hadits ini dikemukakan Nabi ketika beliau bersama para sahabatnya akan menghadapi suatu peperangan. Dan, pernah diterangkan jauh sebelum ini.
Makna hadits ini, janganlah ada di antara kamu yang menghadapkan mati dalam perang, yang penting teguhkanlah barisan kalian di kala menghadapi musuh, dan jangan mundur setapak pun. Apabila dia orang yang baik, mudah-mudahan kebaikannya semakin bertambah, dan apabila dia orang yang buruk, mudah-mudahan bertaubat kepada Allah.
Hadits ini sejalan dengan firman Allah pada Surat ALi Imran ayat 142-143:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.
وَلَقَدْ كُنْتُمْ تَمَنَّوْنَ الْمَوْتَ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَلْقَوْهُ فَقَدْ رَأَيْتُمُوهُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.