REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Allah merespons makhluk-Nya yang menganggap Nabi Isa sebagai tuhan. Firman tersebut mengisahkan apa yang dilakukan Rasulullah ketika menghadapi kaum Nashrani di Najran, tempat banyak orang Nashrani bermukim.
Hal itu tertulis dalam Surah Ali ‘Imran Ayat 61
فَمَنْ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا۟ نَدْعُ أَبْنَآءَنَا وَأَبْنَآءَكُمْ وَنِسَآءَنَا وَنِسسَآءَكُمْ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَل لَّععْنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلْكَٰذِبِينَ
Fa man ḥājjaka fīhi mim ba'di mā jā`aka minal-'ilmi fa qul ta'ālau nad'u abnā`anā wa abnā`akum wa nisā`anā wa nisā`akum wa anfusanā wa anfusakum, ṡumma nabtahil fa naj'al la'natallāhi 'alal-kāżibīn
Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
Ulama penafsir Alquran Abdurrahman Sa’di menjelaskan hal itu sebagai berikut:
Ketika Allah memberitakan tentang kisah Maryam dan Nabi Isa, dan berita tersebut adalah suatu kebenaran, dan bahwasanya beliau adalah seorang hamba yang telah diberikan oleh Allah karunia atasnya, dan bahwa barangsiapa yang menduga bahwa ada suatu sifat ketuhanan padanya, ia telah mendustai seluruh nabi-nabiNya dan mendustai Isa.
Sesungguhnya syubhat yang terjangkit pada orang yang menjadikan beliau itu sebagai tuhan adalah syubhat yang sangat batil. Sekiranya ada sedikit saja kebenaran dalam hal itu, maka pastilah Nabi adam lebih berhak dikultuskan sebagai tuhan, karena beliau diciptakan tanpa ayah dan ibu. Tapi sekalipun demikian, seluruh manusia bersepakat bahwasanya beliau itu adalah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah, maka klaim ketuhanan Isa yang didasari oleh penciptaannya hanya dengan seorang ibu tanpa ayah merupakan klaim yang paling batil dari tuduhan-tuduhan yang ada. Inilah yang haq, yang tidak ada keraguan padanya yaitu bahwa Isa itu adalah sebagaimana yang beliau sendiri katakan tentang dirinya.
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu" QS –Al- Maidah: 117-
Pernah Datang kepada Nabi delegasi kaum Nasrani daerah Najran di mana mereka bersikeras dalam kebatilan mereka setelah Nabi menegakkan atas mereka hujjah-hujjah dan keterangan yang jelas bahwasanya Isa itu adalah seorang hamba Allah dan RasulNya dimana mereka meyakini ketuhanannya.
Sikap keras kepala mereka telah sampai pada titik dimana Allah memerintahkan kepada beliau agar menantang mereka untuk bermubahalah karena sesungguhnya kebenaran itu telah jelas bagi mereka, akan tetapi kedurhakaan dan fanatisme telah menghalangi mereka dari menerima kebenaran tersebut.
Maka Rasulullah menantang mereka untuk bermubahalah di mana mereka menghadirkan keluarga dan anak-anak mereka dan beliau pun menghadirkan keluarga dan anak-anak beliau kemudian mereka semua berdoa kepada Allah agar menurunkan siksa dan laknatNya atas orang-orang yang berdusta.
Kemudian mereka mengadakan musyawarah dahulu apakah mereka menerima tantangan itu, dan akhirnya keputusan mereka sepakat untuk tidak akan meladeni tantangan tersebut karena mereka yakin bahwa beliau itu benar-benar Nabi Allah.
Apabila mereka menerima tantangan itu, pastilah mereka beserta keluarga dan anak-anak mereka akan celaka, maka akhirnya mereka meminta perjanjian damai dengan beliau dengan memberikan kepada beliau bayaran jizyah, lalu Rasulullah menerima keputusan mereka tersebut dan tidak mengusir mereka, karena maksud yang diinginkan telah terpenuhi yaitu jelasnya kebenaran.
Tampak jelaslah kedurhakaan mereka di mana mereka bersikeras untuk tidak menerima tantangan tersebut, dan hal itu menjelaskan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang zhalim.
Oleh karena itu Allah berfirman, “Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar,” yaitu kisah yang tidak ada keraguan padanya. “Dan sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Mahaperkasa,” yakni, yang dengan kekuasaan dan kekuatanNya menguasai seluruh makhluk yang tunduk patuh kepadaNya dari penghuni langit dan bumi. Dan bersama itu, Dia “mahabijaksana” Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan menempatkannya pada posisinya yang tepat.