REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Allah menceritakan bagaimana orang Yahudi hasad karena dikucilkan oleh Allah. Bukan hanya perasaan, hasad itu ditunjukkan langsung oleh mereka dengan cara menyesatkan orang-orang beriman. Lalu apa yang Allah lakukan terhadap orang-orang beriman?
Hal itu dijelaskan dalam Surah Ali Imran ayat 69 berikut ini
وَدَّت طَّآئِفَةٌ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Waddaṭ ṭā`ifatum min ahlil-kitābi lau yuḍillụnakum, wa mā yuḍillụna illā anfusahum wa mā yasy'urụn
Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.
Ibnu Katsir menjelaskan tentang betapa hasadnya orang Yahudi dan bagaimana Allah melindungi orang beriman sebagaimana berikut ini,
Allah SWT memberitahukan tentang hasad orang Yahudi terhadap orang-orang mukmin dan usaha mereka menyesatkan mereka (orang mukmin). Allah memberitahukan bahwa kejahatan yang mereka lakukan itu sebenarnya akan kembali pada diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadari bahwa tindakan tersebut akan merugikan mereka.
Kemudian Allah SWT berfirman mengungkapkan seraya mengingkari mereka, (Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya) (70) yaitu kalian mengetahui kebenaran ayat-ayat itu dan mengakui kebenarannya. (Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya (71) yaitu mengapa kalian menyembunyikan apa yang ada dalam kitab kalian tentang sifat-sifat nabi Muhammad SAW, padahal kalian menyadari hal itu dan mengakui kebenarannya?
(Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran) (72) Ini adalah tipu daya yang mereka rencanakan untuk menyesatkan orang-orang lemah di antara manusia dalam urusan agama mereka.
Mereka berunding agar menunjukkan iman di permulaan siang hari, dan bersama-sama kaum muslim melaksanakan shalat Subuh. Namun, ketika menjelang akhir hari, mereka kembali pada agama mereka, sehingga orang-orang awam berpendapat bahwa alasan mereka kembali pada agama lamanya adalah karena mengetahui adanya kekurangan atau kecacatan dalam agama kaum muslim, karena itulah mereka berkata, (supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran)