Kamis 22 Sep 2022 13:57 WIB

Penjelasan tentang Hadits Sholat Hajat dan Amalan Shalawat Nariyah Saat Menghadapi Masalah

Banyak yang mengamalkan shalat hajat dan mengamalkan bacaan shalawat nariyah.

Gerakan shalat (ilustrasi).
Foto:

Ayat tersebut memberikan keterangan yang jelas bahwa hanya Allah-lah yang berhak dan mampu melepaskan berbagai kesulitan dan mengabulkan permohonan, bukan Rasulullah saw.

Selain mengandung beberapa kejanggalan, shalawat nariyah juga mengandung pujian yang berlebihan untuk Nabi Muhammad saw, padahal beliau sendiri tidak membutuhkannya, bahkan melarang hal itu. Nabi Muhammad saw bersabda,

لَاتُطْرُونِي كَاَطْرَاتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدَاللهِ وَرسُولَهُ [رواه البخاري].

Janganlah kalian puji aku berlebih-lebihan, sebagaimana kaum Nasrani memuji berlebih-lebihan terhadap (al-Masih) ibnu Maryam. Tetapi katakanlah aku (Muhammad) adalah hamba-Nya (Allah) dan pesuruh-Nya [H.R. al-Bukhari Nomor 3189].

Jadi, karena terdapat beberapa kejanggalan dan dinilai terlalu berlebihan itulah, maka shalawat nariyah ini kurang tepat untuk diamalkan bagi seseorang yang sedang menghadapi masalah dengan harapan agar masalah yang dihadapi dapat cepat mendapat solusi. Seorang muslim yang sedang menghadapi suatu persoalan hidup, hendaknya senantiasa bergantung kepada Allah dengan berdoa atau memohon kepada-Nya serta selalu berikhtiar untuk mencari solusinya. Adapun doa-doa yang dianjurkan ialah doa yang masyru’ (disyari’atkan) atau yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw yang sahih lagi makbul. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 186,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ [البقرة، 186].

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

Demikian jawaban kami, semoga bermanfaat dan mencerahkan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sumber: Majalah SM No 11 Tahun 2022

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/07/20/kualitas-hadis-tentang-shalat-hajat-dan-pengamalan-shalawat-nariyah/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement