Kamis 22 Sep 2022 13:57 WIB

Penjelasan tentang Hadits Sholat Hajat dan Amalan Shalawat Nariyah Saat Menghadapi Masalah

Banyak yang mengamalkan shalat hajat dan mengamalkan bacaan shalawat nariyah.

Gerakan shalat (ilustrasi).
Foto:

Adapun shalawat nariyah adalah shalawat yang disusun oleh Muhammad Abdul Wahab at-Tazi al-Maghribi atau Syeikh Nariyah yang berasal dari Taza Maroko. Oleh sebab itu, shalawat ini kemudian disebut dengan shalawat nariyah. Lafal shalawat nariyah seperti yang telah umum diketahui adalah sebagai berikut,

أَللَّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الّذِي تُنحَلُ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dengan keberkahan yang sempurna, dan limpahkanlah keselamatan dengan keselamatan yang sempurna untuk penghulu kami Muhammad, yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik, serta diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, dan semoga pula dilimpahkan untuk segenap keluarga dan sahabatnya sebanyak hitungan setiap yang Engkau ketahui.”

Jika diperhatikan dari segi isi, pada shalawat tersebut ada kalimat yang janggal dan kurang sesuai dengan syariat Islam, bahkan dapat menjurus kepada kesyirikan, terutama pada lafal:

تُنحَلُ بِهِ العُقَدُ وَ تَنفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُقضَى بِهِ الحَوَاثِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ

Dalam lafal ini disebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah sebab terurainya segala ikatan, hilangnya segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dan dicapai segala keinginan. Jadi, menurut lafal ini, yang melepaskan segala ikatan (kesulitan), menghilangkan segala kesedihan dan mengabulkan segala keinginan adalah Rasulullah saw, bukan Allah swt. Padahal yang dapat menghilangkan ikatan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, mengabulkan keinginan dan doa hanyalah Allah swt. Hal ini dinilai berlebihan di mana Nabi Muhammad hanyalah utusan Allah.

Pernyataan bahwa Nabi Muhammad saw mampu menguraikan segala ikatan dan menghilangkan segala kesedihan ini bertentangan dengan nas Al-Qur’an yang menyeru kepada beliau untuk berkata,

قُلْ لَّآ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ نَفْعًا وَّلَا ضَرًّا اِلَّا مَا شَآءَ اللهُ ۗوَلَوْ كُنْتُ اَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْءُ اِنْ اَنَا اِلَّا نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ [الأعراف، ١٨٨].

Katakanlah (Muhammad): Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman [Q.S. al-A’raf (7): 188].

 

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/07/20/kualitas-hadis-tentang-shalat-hajat-dan-pengamalan-shalawat-nariyah/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement