Kamis 22 Sep 2022 13:57 WIB

Penjelasan tentang Hadits Sholat Hajat dan Amalan Shalawat Nariyah Saat Menghadapi Masalah

Banyak yang mengamalkan shalat hajat dan mengamalkan bacaan shalawat nariyah.

Gerakan shalat (ilustrasi).
Foto:

Namun, hadis tersebut sanadnya daif menurut Syu’aib al-Arna’uth, karena setelah diteliti ternyata hadis tersebut terputus sanadnya pada tingkatan tabi’ut-tabi’in kalangan tua.

Adapun hadis lain riwayat at-Tirmidzi nomor hadis 441 dalam kitab Witir bab Shalat Hajat, Rasulullah saw bersabda sebagai berikut,

مَنْ كَانَتْ لهُ حَاجَةٌ إِلَى اللهِ أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فَلْيَتَوَضَّاْ فَليُحْسِنِ الوُضُوْءَ لِيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ لِيُثْنِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلِيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ [رواه الترمذي والنّسائي].

Barangsiapa mempunyai hajat (kepentingan) terhadap Allah atau sesama manusia hendaklah berwudu dengan baik kemudian shalat dua rakaat, kemudian memuji (mengagungkan) Allah kemudian membaca shalawat untuk Nabi saw [H.R. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i].

Hadis tersebut dhaif jiddan menurut Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Dalam periwayatannya terdapat seorang perawi yang bernama Fa’id bin Abdur Rahman yang mendapat kritik matrukul-hadis dari Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Hajar Al-Asqalani, mendapat kritik munkarul-hadis dari al-Bukhari, mendapat kritik dhaif dari Yahya bin Ma’in dan mendapat kritik hadisuhu kadzib dari Abu Hatim ar-Razy.

Terlepas dari dua hadis di atas, ternyata ada satu hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah nomor 1375 dalam bab Shalat Hajat sebagai berikut,

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّ رَجُلًا ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ادْعُ اللهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي فَقَالَ إِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ فَقَالَ ادْعُهُ فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِيَّ ]رواه ابن ماجه]

Dari Usman bin Hunaif (diriwayatkan) bahwasannya seorang lelaki buta datang kepada Nabi saw seraya berkata: Doakanlah aku agar Allah menyembuhkanku. Beliau bersabda: Jika kamu mau, maka aku tangguhkan bagimu dan itu lebih baik, dan jika kamu mau, maka aku akan doakan kamu. Lelaki itu berkata, Doakanlah. Kemudian beliau saw menyuruhnya agar berwudu dan membaguskan wudunya, lalu shalat dua rakaat dan berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku meminta dan menghadap kepada-Mu dengan perantaraan Muhammad, Nabi pembawa rahmat. Ya Muhammad, aku telah menghadap dengan perantaraanmu kepada Rabb-ku di dalam hajatku ini agar terpenuhi. Ya Allah, berilah syafaat kepadanya bagi diriku [H.R. Ibnu Majah].

Hadis ini sahih, selaras dengan pendapat Abu Ishaq yang menyatakan bahwa hadis ini sahih.

 

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/07/20/kualitas-hadis-tentang-shalat-hajat-dan-pengamalan-shalawat-nariyah/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement