REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Salah satu tuntunan dan sunnah Nabi Muhammad SAW adalah berinteraksi dengan tanda-tanda kosmik, seperti gerhana bulan dan gerhana matahari, terjadinya guntur, petir, dan angin, serta banyak atau sedikitnya hujan, dan beliau telah menetapkan bagi kita doa-doa yang sesuai.
Juga termasuk tuntunan dan sunnah beliau untuk mendoakan musibah yang menimpa kaum Muslimin secara incidental (qunut nazilah), seperti penyerangan orang-orang kafir terhadap kaum muslimin, doa untuk para tawanan, bencana kelaparan, dan wabah penyakit.
Imam al-Nawawi mengatakan sebagai berikut:
والصحيح المشهور أنه إذا نزلت نازلة كعدو وقحط ووباء وعطش وضرر ظاهر بالمسلمين ونحو ذلك، قنتوا في جميع الصلوات المكتوبات
“Sudah menjadi rahasia umum bahwa jika terjadi musibah, seperti musuh, kekeringan, wabah penyakit, kehausan, bahaya yang nyata bagi kaum muslimin, dan lain-lain, mereka akan membaca qunut di seluruh sholat lima waktu.”
Sirah nabawiyah berisi banyak situasi dan peristiwa yang menunjukkan bahwa qunut dalam sholat karena musibah yang tidak disengaja yang menimpa umat Islam adalah salah satu sunah yang ditetapkan oleh Nabi SAW.
Di antara peristiwa tersebut antara lain yang pertama adalah larangan dari kafir Quraisy terhadap umat Islam untuk berhijrah.
Kaum kafir Quraisy mencegah sebagian kaum Muslimin yang lemah untuk berhijrah, memenjarakan dan menyiksa mereka, dan di antara kaum mukminin yang lemah itu adalah Al-Walid bin Al-Walid, Ayyasy bin Rabi'ah, dan Hisyam bin Al-'Ash.
Saat itu, Rasulullah SAW tidak dapat berbuat apa-apa untuk mereka, sehingga beliau mendoakan mereka dan mendoakan orang-orang yang menyiksa mereka serta mencegah mereka untuk berhijrah.
Doa qunut nazilahnya yang masyhur sebagaimana tertera dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim:
اللهمَّ اشدُدْ وَطأتَك على مُضَر، اللهمَّ اجعَلْها عليهم سِنينَ كسِني يوسُف
“Ya Allah, kuatkanlah kekuasaan-Mu atas Mudhar, Ya Allah, jadikanlah tahun-tahunnya seperti tahun-tahun Yusuf.”
