Sabtu 02 Aug 2025 08:13 WIB

Kepastian Itu Ada, Mengapa Tetap Harus Berdoa?

Doa merupakan penyebab tertolaknya malapetaka dan mendatangkan rahmat.

Doa (ilustrasi)
Foto: Republika
Doa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD --Salah seorang ulama terkemuka dalam dunia Islam, Imam Al Ghazali mengatakan, "Jika ditanyakan apakah faedah berdoa, padahal qadha (Kepastian) itu tak dapat ditolak?"

Termasuk di antara pengertian qadha secara umum adalah menolak malapetaka dengan doa. Doa merupakan penyebab tertolaknya malapetaka dan mendatangkan rahmat.

Baca Juga

Ini sebagaimana tameng menjadi penyebab tertangkisnya senjata dan air menjadi penyebab bagi tumbuhnya tumbuh-tumbuhan. Sebagaimana tameng dapat menangkis senjata panah, hal ini berarti keduanya tolak menolak.

Demikian juga doa dan malapetaka. Dan, bukan termasuk syarat mengakui adanya qadha seseorang tidak membawa senjata (menyerah kepada takdir).

Allah berfirman dalam surat An Nisa ayata 102:

"Dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka."

Imam Nawawi mengatakan, dalam hal ini, Allah telah memastikan keputusan-Nya dan telah memastikan pula penyebabnya.

Sementara, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah menyebutkan dalam kitabnya yang berjudul Terapi Penyakit Hati, doa merupakan obat yang paling banyak manfaatnya. Doa juga menangkal bala dan cobaan, mencegah dan menghilangkan musibah.

Doa juga dapat meringangkan musibah yang datang. Doa merupakan senjata orang mukmin. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya doa itu adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang agama, dan sinar langit dan bumi."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement