REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Tidak diragukan lagi bahwa pikiran orang Badui tidak memiliki sedikitpun pemikiran atau kemungkinan tentang pergerakan dan kebulatan bumi, dan keyakinannya bahwa bumi itu tetap dan tidak bergerak, dan keyakinan akan imobilitas bumi ini dianggap pada saat itu sebagai suatu keharusan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
“Orang India kuno percaya bahwa bumi dibawa di salah satu tanduk Sapi Induk, dan ketika dia memindahkan bumi dari satu tanduk ke tanduk yang lain, gempa bumi terjadi di bumi." Orang Yunani bersikeras pada pergerakan bumi dan kebulatannya.
DR Hamid an-Najdi dalam Al-I'jaz al-'Almi fi Al-Quran al-Karim, menjelaskan adapun orang-orang Yunani bersikeras pada stabilitas bumi dan bahwa matahari berputar mengelilingi bumi, dan keyakinan ini berlanjut hingga munculnya astronom Italia “Galileo” yang menemukan pergerakan bumi mengelilingi matahari dan bahwa matahari adalah pusat planet-planet.
Atas pendapatnya itu, dia diancam akan dibakar dengan api oleh gereja, sehingga dia dipaksa untuk bertobat dari keyakinan itu, dan pada saat pertobatannya ia menulis di atas tanah kalimatnya yang terkenal, “Pertobatan Galileo tidak menghentikan bumi berputar.”
Galileo lahir pada 1564 M dan meninggal pada 1642 M. Dia adalah salah satu ilmuwan terkemuka di bidang aritmatika, fisika dan astronomi, dan dia adalah orang pertama yang menemukan teleskop “teleskop astronomi” yang dapat digunakan untuk mengamati pergerakan bumi dengan akurasi yang jelas, dan dia dijatuhi hukuman penjara yang panjang setelah mengumumkan penemuan yang bertentangan dengan keyakinan gereja tentang kestabilan bumi dan bahwa bumi adalah pusatnya.
BACA JUGA: Media Barat Ini Bongkar Praktik Kawin Kontrak Alias Nikah Mutah di Puncak, Begini Faktanya
Kesimpulan: umat manusia tidak mengetahui apapun tentang pergerakan dan rotasi bumi hingga abad ke-16 Masehi, sementara Alquran telah berbicara tentang pergerakan bumi sepuluh abad sebelumnya. Yang Mahakuasa berfirman:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّىٰ
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (Taha ayat 15).