REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah Raja Dzulqarnain dan Yajuj Majuj kerap ditanyakan saat kita membaca Surah Al-Kahfi dalam Alquran. Cukup banyak perbedaan pendapat di kalangan penafsir dan sejarawan terkait dengan sosok Dzulqarnain. Ada juga spekulasi, di antara tokoh-tokoh besar Islam, siapa yang cocok untuk menjadi pribadi Dzulqarnain.
Selain itu, cukup banyak pula riwayat yang menyebutkan Dzulqarnain bukanlah seorang nabi, melainkan hamba yang saleh. Seperti Imam Baqir pernah berkata, "Dzulqarnain bukan seorang nabi, melainkan hanya hamba yang saleh dan dicintai Allah SWT." Seperti halnya Dzulqarnain, banyak pula yang mempertanyakan tentang siapa sebenarnya Yajuj dan Majuj yang disebut dalam surah tersebut.
BACA JUGA: Lima Motif di Balik Munculnya Hadits Palsu
Sejarah dan nasib Dzulqarnain telah diriwayatkan dalam Alquran. Kisahnya bersangkut paut dengan bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Bangsa yang dipercaya akan turun ke bumi ketika hari kiamat untuk melawan Nabi Isa di Bukit Thursina. Alquran telah menguraikan cukup detail perihal sifat-sifat utama Dzulqarnain. Yakni pribadi bertauhid dan bertakwa, serta menjunjung tinggi nilai-nilai belas kasih dan keadilan.
Hal ini tergambar ketika Dzulqarnain melakukan sebuah ekspedisi. Seperti diterangkan Alquran, ia mempunyai tiga ekspedisi penting, yakni ke bumi belahan barat, timur, hingga akhirnya ke daerah-daerah yang terdapat barisan pegunungan. Ia senantiasa berhadapan dengan berbagai kaum pada setiap ekspedisi.
Terkait ekspedisi ini, sebagian ahli tafsir percaya Dzulqarnain pergi dari arah timur menuju utara. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah gunung yang berapitan, yang menjadi penghalang antara Yajuj dan Majuj dengan manusia.
Di hadapan kedua gunung itu, dia menemukan suatu kaum yang hampir tidak mengerti dan memahami percakapan. Namun, Allah SWT memberi hidayah kepada Dzulqarnain, sehingga bahasa kaum yang asing itu dapat dimengerti olehnya.
Kemudian, kaum itu pun mengeluh dan mengadu kepada Dzulqarnain tentang kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kaum itu berkata, "Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Maka, dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran (upah) kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (QS al-Kahfi: 94)