REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kaum ateis yang tidak percaya dengan kuasa Tuhan kerap mengklaim kehebatan diri sendiri adalah mutlak karena kerja keras mereka.
Begitu pula dengan proses penciptaan manusia dan alam semesta. Pakar Ilmu Alquran, KH Dr Ahsin Sakho menjelaskan, pada hakikatnya manusia tidak mempunyai kekuatan apapun. Semua kekuatan yang manusia miliki berasal dari Allah SWT sehingga kekuatan hakiki itu datangnya dari Allah SWT.
"Makanya kita disuruh Nabi Muhammad SAW untuk bertawakal kepada Allah SWT. Cara kita yaitu dengan mengagungkan Allah SWT dan menihilkan kekuatan manusia. Tiada kekuatan apapun kecuali karena pertolongan Allah SWT, la haula wa la quwwata illa billah," kata Kiai Ahsin dalam kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Kamis (8/2/2024).
Dalam Alquran, Allah SWT menerangkan tentang fenomena kekuasaan Allah SWT. Kiai Ahsin memberikan contoh tentang bagaimana manusia yang tidak bisa menciptakan diri mereka sendiri ataupun keturunannya.
Kiai Ahsin menekankan bahwa pada hakikatnya, manusia hanya melakukan satu sebab. Yang mana dengan sebab itu Allah SWT akan menciptakan manusia melalui (perantara) sperma dan indung telur.
"Siapa yang menjadikan pertemuan sperma dan indung telur itu? Itu dari kuasa Allah SWT. Begitu juga tumbuh-tumbuhan itu menjadi tumbuh apakah gara-gara upaya manusia saja? Tidak, bukan manusia yang menumbuhkan, kita hanya menjadi penyebab tumbuhan itu bisa tumbuh," kata Kiai Ahsin. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al Waqiah ayat 64:
ءَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ ٱلزَّٰرِعُونَ Yang artinya, "Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?"
Hakikat penciptaan
Islam sebagai agama penutup merupakan sebuah paham yang mengajarkan hakikat penciptaan. Allah Sang Mahapencipta pun berfirman pertama kali kepada Muhammad SAW.
Memberi instruksi untuk membaca atas nama Tuhan yang Menciptakan. Tidak hanya itu, banyak ayat dalam Alquran yang mengurai hakikat penciptaan. Contohnya saja penciptaan manusia daldam surat al-Mu'minun: 14.
Dokter Ibrahim B Syed dari Universitas Loisville, Kentucky, Amerika Serikat, mengungkapkan, 'alaqah dalam bahasa Arab memiliki dua pengertian. Pertama, sesuatu yang menempel dan menyangkut pada sesuatu yang lain. Kedua, alaqah berarti lintah.
Baca juga: 10 Cara Keluar dari Kesulitan Masalah Hidup Menurut Alquran dan Hadits
Dibuktikan dalam dunia medis, penempelan menggambarkan terjadinya penyangkutan, kemudian menempel lantas tertanamnya blastosis (embrio setelah lima hari pascapembuahan) ke lapisan batas dinding rahim (endometrium).
Embrio tersebut melekat di dinding endometrium dari uterus, dengan cara persis seekor lintah saat menempel di kulit manusia. Bagaimana Alquran bisa secara presisi menggambarkan proses alaqah yang bisa terbukti dalam ilmu pengetahuan modern saat ini?