Kamis 19 Oct 2023 08:00 WIB

Malaikat Melemparkan Tanah ke Orang yang Lupa Kematian Setelah Mengubur Jenazah

Tak ada yang bisa menghindari kematian.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Warga Palestina membawa jenazah jurnalis Palestina, Mohammed Soboh dan Said al-Tawil.
Foto:

Dalam kitab at Tadzkirah pada Babu Dzikril Mauti Wa Fadhlihi Wal Isti'dadi Lahu (Bab tentang mengingat kematian dan fadilah mengingat kematian dan persiapan menghadapi kematian), al Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh al-Anshari al-Khazraji, Al Andalusi, al Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam Qurthubi menuliskan penjelasan As Suddi atau Ism'il bin 'Abdurrahman bin Abi Karimah seorang mufasir dari tanah Hijaz yang juga disebut Abu Muhammad al Hijaz mengenai ayat tersebut.

وقال السدي في قوله تعالى ( ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ : الملك :٢) ، أي : أكثركم للموت ذكرا، وله أحسن استعدادا، ومنه أشد خوفا وحذرا

As Suddi atau Isma'il bin 'Abdurrahman bin Abi Karimah seorang mufasir dari tanah Hijaz yang suga disebut Abu Muhammad al Hijaz menerangkan bahwa aya ke-2 surat Al Mulk maksudnya adalah mereka yang paling banyak mengingat kematian, dan mereka yang senantiasa mempersiapkan dengan melakukan kebaikan, dan yang palinh takut dan berhati-hati.

Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW. 

النسائي عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ  أكثروا ذكر هاذم اللذات يعني الموت أخرجه ابن ماجه والترمذي أيضا 

Imam An Nasai meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda: perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (dunia) yakni kematian. Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi.

Seorang ulama yakni Abu Muhammad Abdul Haq dalam kitabnya Al 'Akibat mengatakan bahwa kematian adalah kalimat yang ringkas dan sederhana. Namun di dalamnya benar-benar terkandung peringatan dan pesan yang bernilai. 

فإن من تذكر الموت حقيقة ذكره نغص عليه لذته الحاضرة، ومنعه من تمنيها في المستقبل، وزهده فيما كان منها يؤمل، ولكن النفوس الراكدة، والقلوب الغافلة تحتاج إلى تطويل الوعاظ، وتزويق الألفاظ، 

Maka bagi siapa yang mengingat kematian sebagai pengingat baginya yang hakiki, akan menyumbat hadirnya kelezatan (dunia), dan mencegahnya mengharap-harap (berandai-andai) pada masa depan, dan membuatnya zuhud dalam perkara yang diharapkan. Namun jiwa yang tumpul dan hati yang lalai membutuhkan peringatan yang berulang-ulang dan kata-kata yang indah.

Allah SWT berfirman

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Quran surat Ali Imran ayat 185).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement