REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap amal yang dikerjakan oleh manusia dicatat Allah ta'ala. Allah menugaskan malaikat-malaikatnya yakni Raqib dan Atid untuk mencatat segala perbuatan manusia.
Bila manusia itu mengerjakan amal saleh maka akan dicatat oleh malaikat Raqib sebagai kebaikan. Sedang bila manusia itu mengerjakan maksiat akan dicatat malaikat Atid sebagai keburukan dan dosa.
Kelak pada hari kiamat, setiap catatan amal manusia akan dibuka dan diperlihatkan. Sehingga mereka tidak bisa mengelak dari apa yang telah dikerjakannya.
وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰۤىِٕرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰىهُ مَنْشُوْرًا
Artinya: Setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab yang dia terima dalam keadaan terbuka (Alquran surat Al Isra ayat 13)
Secara tegas dalam ayat di atas disebutkan bahwa catatan amal perbuatan manusia itu akan dikeluarkan pada hari kiamat, dan akan diperlihatkan kepada mereka, sehingga mereka dapat mengetahui isinya secara terbuka. Dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa tugas pencatatan amal perbuatan manusia itu diurus oleh malaikat.
وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ ١٠ كِرَامًا كٰتِبِيْنَۙ ١١ يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ ١٢
Artinya: Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al Infitar ayat 10-12).
Hadis Nabi Muhammad berikut menerangkan lebih jelas hal yang sama:
عَنِ الْحَسَنِ اَنَّهُ قَالَ: قَالَ اللّٰهُ: يَا ابْنَ آدَمَ بَسَطْنَا لَكَ صَحِيْفَةً وَوُكِّلَ بِكَ مَلَكَانِ كَرِيْمَانِ. أَحَدُهُمَا عَنْ يَمِيْنِكَ وَاْلآخَرُ عَنْ يَسَارِكَ. فَأَمَّا الَّذِيْ عَنْ يَمِيْنِكَ فَيَحْفَظُ حَسَنَاتِكَ. وَأَمَّا عَنْ شِمَالِكَ فَيَحْفَظُ سَيِّئَاتِكَ. فَاعْمَلْ مَا شِئْتَ أَقَلَّ أَوْ كَثُرَ حَتَّى إِذَا مُتَّ طَوَيْتُ صَحِيْفَتَكَ فَجَعَلْتُ فِى عُنُقِكَ مَعَكَ فِى قَبْرِكَ حَتَّى تَخْرُجَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا تَلْقَاهُ مَنْشُوْرًا، اِقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ حَسِيْبًا. رواه ابن جرير الطبري
Diriwayatkan dari al Hasan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Allah berfirman kepada Bani Adam, “Hai Bani Adam! Kami telah membuka lembaran-lembaran Kitab, dan telah ditunjuk dua malaikat yang mulia sebagai wakil: satu di sebelah kanan, dan satu lagi di sebelah kiri. Adapun yang di sebelah kanan, pekerjaannya mencatat amal baikmu, sedang yang di sebelah kiri mencatat amal perbuatan burukmu.
Maka berbuatlah menurut kesukaanmu amal perbuatan yang banyak atau yang sedikit sehingga ajal datang merenggutmu. Dan apabila engkau telah mati, Aku lipat lembaran-lembaran kitab itu dan Aku kalungkan ke lehermu dan tetap bersamamu dalam kubur hingga hari kiamat.
Pada hari itu, kitab itu akan dikeluarkan dan engkau menemuinya dalam keadaan terbuka. Bacalah kitab catatan itu niscaya pada hari itu engkau akan mengetahui bahwa kitab itu cukup sebagai penghisab amal perbuatanmu. (Riwayat Ibnu Jarir at Tabari).
Oleh karenanya pada hari kiamat setiap manusia akan diberikan catatan seluruh amalnya ketika hidup di dunia. Kendati demikian mereka menerimanya dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang menerimanya dengan tangan kiri dan ada yang menerimanya dengan tangan kanan.
Pertama, golongan yang menerima catatan amal dengan tangan kanan. Orang mukmin akan diberikan catatan amal perbuatannya dari arah depan. Dan mereka akan menerima catatan amal itu dengan tangan kanannya. Bagi mereka, Allah SWT mempermudah hisabnya dan memasukan ke surga.
فَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ (7) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا (8) وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُوْرًا (9)
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (Alquran surat Al Insyiqaq ayat 7-9).
Orang-orang beriman menerima catatan dengan tangan kanannya yang berisi amal yang telah dikerjakannya, mereka akan dihisab dengan mudah dan ringan. Diberitahukan semua perbuatannya yang baik dan yang buruk, kemudian orang-orang mukmin diberi ganjaran atas perbuatannya yang baik dan dimaafkanlah perbuatannya yang buruk.
عَنْ عَائِشَةَ قُلْتُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ فِيْ بَعْضِ صَلاَتِهِ: اللهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرًا، فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْتُ يَا نَبِيَّ اللهِ مَا الْحِسَابُ الْيَسِيْرُ؟ قَالَ: أَنْ يَنْظُرَ فِيْ كِتَابِهِ فَيَتَجَاوَزَ عَنْهُ إِنَّهُ مَنْ نُوْقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَئِذٍ يَا عَائِشَةُ هَلَكَ وَ كُلُّ مَا يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ يُكَفِّرُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ تَشُوْكُهُ. (رواه أحمد);
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. berdoa dalam sebagian salat yang dilakukannya, “Wahai Allah, hisablah aku dengan hisab yang mudah”. Ketika Rasul selesai salat, aku berkata: “Wahai Nabi Allah, apakah hisab yang mudah itu? Rasulullah menjawab, “Hisab yang mudah adalah ketika Allah memeriksa catatan amal seseorang, Dia memaafkan. Wahai ‘Aisyah, orang yang diinterogasi pada perhitungan amalnya di hari itu (Hari Kiamat), maka ia celaka. Dan setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, Allah akan mengampuni (dosanya) dengan musibah itu, walau hanya sekedar tertusuk duri.” (Riwayat Ahmad).
Kedua, golongan yang menerima catatan amal dengan tangan kiri. Inilah orang-orang kafir, munafik, yang selalu mengerjakan perbuatan buruk dan maksiat. Mereka tida mendapatkan keridhoan Allah. Mereka akan diberikan catatan amal perbuatannya dari arah belakang. Dan mereka akan menerima catatan amal itu dengan tangan kirinya. Setelah itu mereka akan digiring ke neraka.
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29)
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang pula kekuasaan daripadaku.” (surat Al-Haqqoh: 25-29)
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ (10) فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُوْرًا (11
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku.” (Alquran surat Al Insyiqaq ayat 10)