Ahad 09 Jul 2023 20:30 WIB

Penjelasan Imam Nawawi soal Ucapan La Ilaaha Illallah Sebelum Meninggal

Ada keutamaan ucap La Ilaaha Illallah sebelum meninggal.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Penjelasan Imam Nawawi soal Ucapan La Ilaaha Illallah Sebelum Meninggal. Foto:  Ulama (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Penjelasan Imam Nawawi soal Ucapan La Ilaaha Illallah Sebelum Meninggal. Foto: Ulama (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama Imam Nawawi memberikan penjelasan tentang mengucapkan kalimat tahlil Laa Ilaaha Illallah sebelum meninggal dunia. Hal ini dijelaskan dalam kitab karyanya 'Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi'.

Hadits yang dinukilnya, untuk kemudian dia jelaskan adalah hadits yang diriwayatkan dari Muadz bin Jabal yang berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

Baca Juga

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُد،

"Siapa yang pada akhir ucapannya Laa Ilaaha Illallah, ia masuk Surga". (HR Abu Daud)

 قال النووي في شرح مسلم : معناه من حضره الموت ذكروه لا إله إلا الله ؛ ليكون آخر كلامه كما في الحديث من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة والأمر بهذا التلقين أمر ندب ، وأجمع العلماء على هذا التلقين ، وكرهوا الإكثار عليه والموالاة ؛ لئلا يضجر بضيق حاله ، وشدة كربه فيكره ذلك بقلبه ، أو يتكلم بما لا يليق .

Imam Nawawi menjelaskan, hadits yang menyebut "Siapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallah maka ia masuk Surga" adalah anjuran mentalqin seseorang yang ada dalam keadaan sakaratul maut, untuk mengucapkan kalimat tahlil tersebut. Dianjurkannya talqin telah disepakati oleh para ulama.

Talqin sendiri, sederhananya adalah menuntun atau membimbing seorang Muslim yang sedang ada dalam keadaan sakaratul maut untuk membaca kalimat tahlil Laa Ilaaha Illallah.

Masih berdasarkan pendapat Imam Nawawi, bahwa ketika ajal seorang Muslim akan tiba, maka ia harus diingatkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT, sehingga kata-kata yang dianjurkan untuk dituntun atau dibimbing kepadanya adalah kalimat tahlil, sebagaimana isi hadits tersebut.

Lebih lanjut, Imam Nawawi melanjutkan, Mentalqin atau menuntun orang sakaratul maut adalah perkara yang disunnahkan, dan ini telah disepakati oleh para ulama.

Mengapa demikian? Imam Nawawi mengatakan, karena talqin tersebut adalah untuk mempermudah orang yang sedang melewati beratnya penderitaan sakaratul mautnya. Sebab, tentu orang tersebut tidak senang dengan penderitaan saat sakaratul maut dan dikhawatirkan justru akan mengucapkan hal-hal yang buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement