Empat Keutamaan dari Surah Al-Mulk

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam beberapa riwayat hadis, Nabi Muhammad SAW kerap menyebutkan keutamaan Surah Al-Mulk. Misalnya menurut Nabi, membaca Surah Al Mulk dapat melindungi pembacanya dari siksa kubur.

Dilansir di About Islam, Jumat (28/10/2022), menurut ulama asal Yaman Hana Alasry, keutamaan Surah Al Mulk ini juga menjadi syafaat bagi pembacanya di Hari Pembalasan, dengan izin Allah. Keberkahan Surat Al-Mulk seperti itu seharusnya membuat umat Islam semakin penasaran dengan apa yang bisa kita pelajari/terapkan darinya.

Baca Juga

Berikut beberapa keutamaan Surah Al-Mulk:

Pertama, Surah Al-Mulk Adalah sekutu. Keberkahan Surah Al-Mulk di atas membuat orang bertanya-tanya, apakah Alquran akan bertindak sebagai sekutu untuk membela manusia di saat-saat yang paling rentan, apakah manusia memperlakukannya seperti sekutu? Atau apakah kita menggunakan alasan yang banyak digunakan anak muda: “Saya sibuk. Aku akan mendapatkannya nanti. Saya akan menemukan waktu.”

Kita mempelajari pelajaran pertama dari Surat Al-Mulk bahkan sebelum kita mulai membacanya: perlakukanlah Alquran seperti seorang teman. Habiskan waktu dengannya. Dengarkan itu. Pertahankan kepada mereka yang memfitnahnya.

Alquran sejatinya berbicara kepada manusia dengan cara yang Allah izinkan. Surah Al-Mulk tidak terkecuali, sehingga bertemanlah dengan Alquran dan biarkan dia berbicara kepada diri kita.

Kedua, Allah membuat manusia) utuh. Bacalah ayat-ayat dalam Surah Al-Mulk dengan seksama. Dan seperti ayat yang memerintahkan pengulangan, bacalah lagi. Harga diri adalah perjuangan banyak anak muda yang bisa terbawa hingga dewasa. Ini terdokumentasi dengan baik dalam literatur penelitian dan siapa saja yang bekerja dengan kaum muda dapat membuktikannya secara anekdot.

"Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana hubungannya dengan ayat-ayat ini, teruslah membaca. Allah yang sama yang menciptakan langit tanpa jeda menciptakan Anda dan jiwa Anda. Allah yang sama yang menjaga langit tetap utuh telah memberi kita semua yang kita butuhkan untuk tetap utuh di dunia ini. Dia telah memberi kita contoh Alquran dan Nabi Muhammad SAW," kata dia. )

Umar ibn al-Khattab diketahui pernah berkata, “Sesungguhnya kami adalah kaum yang tercela dan Allah memuliakan kami dengan Islam. Jika kita mencari kehormatan selain dari apa yang Allah memuliakan kita, Allah akan mempermalukan kita,".

Untuk itu menurut dia, pernyataan itu adalah pengingat indah lainnya dari harga diri, terutama ketika manusia merasa ragu atau malu dalam melakukan tindakan seorang Muslim di depan umum. Ini adalah kehormatan dan pahala bagi umat Islam adalah dengan Dia yang membuat kita utuh.

Ketiga, Anda Tidak Dapat Menyembunyikan Apa yang Ada di Hati Anda. Ibnu Abbas menjelaskan alasan turunnya salah satu ayat dalam Surah Al-Mulk. Yakni orang-orang kafir akan memfitnah Nabi SAW dan saling mengingatkan untuk berbisik/diam. Mereka sepertinya mengabaikan bahwa Allah mendengar semuanya. Pelajaran dalam ayat-ayat ini hampir menghantui dan tidak dimaksudkan hanya untuk orang Quraiysh.

"Pelajarannya apakah Anda mengatakannya atau tidak, apa yang sebenarnya ada di dalam hati Anda akan keluar dan akan diketahui. Kami tidak dapat memastikan apakah foto Instagram Anda menjadi sukarelawan diposting dengan tujuan untuk mempromosikan diri/membual atau berbagi peluang untuk pekerjaan yang baik. Tapi Allah tahu. Dan Dia akan mengungkapkan kita jika kita tidak secara aktif melakukan secara ikhlas untuk menyucikan diri kita," ujarnya.

Hal ini dinilai termasuk upaya praktis seperti terus-menerus bertaubat, memberikan hak-Nya kepada Allah melalui shalat, memperbaiki karakter diri melalui kata-kata yang baik dan amal shalih. Dia mengingatkan agar umat Islam jangan terjebak dalam membangun profil tentang seberapa baik diri di dunia online.

"Bangun dalam kehidupan nyata dan ingatlah Allah mengetahui upaya atau kekurangan kita," ujarnya.

Keempat, hanya Allah yang tahu. Dalam contoh ini, Nabi SAW dengan ejekan ditanya tentang kapan Hari Pembalasan akan terjadi. Terdapat ayat-ayat dalam Surah Al-Mulk yang mewakili tema umum dalam Alquran. Adalah Allah memerintahkan Nabi tentang apa yang harus menjawab mereka yang memiliki niat buruk terhadap dia dan kaum Muslim.

Pertama, tidak terpaku pada detail yang tidak diberikan Allah kepada kita. Ini membutuhkan kepercayaan bahwa Allah lebih mengetahui, yang Dia lakukan karena Dia Maha Mengetahui. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, seorang pria bertanya kepada Nabi kapan Hari Pembalasan akan terjadi. Nabi menjawab, “Apa yang telah kamu persiapkan untuk itu?".

Dia menjelaskan bahwa pergeseran perspektif ini sangat penting untuk kesuksesan di dunia ini dan di akhirat. Pergeserannya adalah fokus pada apa yang bisa manusia kendalikan daripada apa yang tidak bisa dikendalikan.

Kedua, adalah untuk mencatat bagaimana Allah mendukung Nabi-Nya dengan memberinya tanggapan yang tepat untuk setiap pukulan. Dukungan ini meluas ke kami. Ayat-ayat dalam Surah Al Mulk ini (bersama dengan beberapa ayat lainnya dalam Al-Quran) menceritakan jawaban, penjelasan, dan strategi yang sempurna untuk menjawab pertanyaan.

"Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin dari orang lain atau mungkin pertanyaan yang kita ajukan pada diri kita sendiri. Untuk melatih diri Anda dalam seni retorika Alquran membutuhkan waktu untuk berinteraksi dengan Alquran dan merenungkan ayat-ayat tersebut," kata dia.

Tantangan Surah Al Mulk

Hana mengatakan bahwa masih banyak lagi pelajaran yang bisa dipetik dari Surah Al-Mulk tentang tawakal, rizki, dan ghaib. Sebagai tantangan, kata dia, 0biasakan membaca Surah Al-Mulk setiap malam.

"Luangkan waktu untuk merenungkan pelajaran yang telah kita ketahui dari hikmah dan keutamaan Surah Al-Mulk," ujarnya.