Senin 25 Apr 2022 01:55 WIB

Alquran Menjelaskan Hujan Secara Gamblang dan Detail

Alquran menjelaskan hujan begitu detail

Hujan dalam Islam dan Alquran

Fenomena menguapnya air laut, partikel air membentuk awan, hingga ia turun ke bumi sebagai hujan, semuanya belumlah dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan ketika Alquran diturunkan. Hujan adalah sesuatu yang sangat langka di negeri Arab. Negeri empat musim tidaklah seperti daerah tropis yang sering diguyur hujan. Demikianlah Alquran menjelaskan proses terjadinya hujan ini sedemikian perinci untuk mereka yang jarang merasakan hujan.

Hujan adalah bukti nyata kekuasaan Allah SWT bagi siapa pun yang mau menadaburinya. Hujan menjadi sesuatu yang patut disyukuri kehadirannya sebagai karunia tak terhingga. Allah SWT menyebutnya dalam Alquran, “Wahai manusia, apa pendapat kalian tentang air yang kalian minum? Apakah kalian yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Sekiranya Kami jadikan air hujan terasa asin lagi pahit, adakah kalian mampu mengubahnya menjadi air tawar? Mengapa kalian tidak mau mensyukuri nikmat Allah?” (QS al-Waqi’ah [56]: 68-70).

Teknologi modern pun belum mempu mengubah jutaan kubik air laut yang asin menjadi air hujan yang tawar. Bayangkan saja jika air hujan yang turun tersebut masih terasa asin. Namun, Allah SWT Maha Mengetahui kebutuhan hamba-hamba-Nya. Ia ciptakan sistem alam yang memfilter keasinan partikel air tersebut. Firman-Nya, “Wahai manusia, Kami telah memberikan air minum yang tawar (hujan) kepada kalian.” (QS al-Mursalat [77]: 27).

Allah SWT menciptakan hukum fisika yang dapat mengubah jutaan kubik air asin tersebut menjadi tawar. Berdasarkan fisika ini, dari manapun asalnya penguapan air ini tetap menjadi air hujan yang bersih. Apakah partikel air tersebut menguap dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam kolam lumpur yang kotor sekalipun. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih. Inilah yang diterangkan Allah dalam firman-Nya,

“Kami turunkan air hujan yang bersih dari langit.” (QS al-Furqan [25]: 48).

Allah SWT juga menjelaskan fungsi dari air hujan tersebut, yakni tidak hanya untuk kebutuhan manusia, tetapi hewan dan tetumbuhan. Firman Allah SWT, “Dialah Tuhan yang menurunkan hujan dari langit bagi kalian. Di antara air hujan itu ada yang menjadi minuman, ada yang menumbuhkan pepohonan, dan ada pula yang menumbuhkan rerumputan yang menjadi makanan bagi ternak kalian.” (QS An-Nahl [16]: 10).

Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman, “Kami turunkan air hujan yang berbarakah, banyak manfaatnya dari langit kemudian dengan air hujan itu Kami tumbuhkan kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.” (QS Qaf [50]: 9).

Sudah seharusnya, ketika seorang melihat hujan ia bisa merasakan kemahakuasaan Allah SWT. Firman Allah SWT, “Di antara bukti kekuasaan-Nya adalah kalian dapat melihat bumi ditundukkan untuk kepentingan manusia. Apabila turun air hujan ke bumi, tanah menjadi subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang segar. Tuhan yang yang menyuburkan bumi yang gersang itulah Tuhan yang kelak menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Sungguh Allah Mahakuasa berbuat apa saja.” (QS Fushilat [41]: 39).

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement