REPUBLIKA.CO.ID, Jamaah haji Indonesia gelombang pertama telah tiba di Madinah sejak Jumat (2/5/2025). Selain menjalankan ibadah arbain, jamaah diiimbau untuk fokus berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW serta berdoa di Raudhah di kompleks Masjid Nabawi.
Raudhah merupakan tempat mustajab untuk berdoa kepada Allah. Doa apapun yang diinginkan boleh diucapkan di sini. Raudhah berada di antara makam Rasulullah dan mimbar Masjid Nabawi. Luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter.
Apa saja doa yang dilafalkan ketika masuk Raudhah dan bagaimana tatakramanya? Jawabannya bisa kita temukan dalam kitab Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari yang berjudul Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin. Karya pendiri NU ini telah diterjemahkan oleh Ustadz Zainur Ridlo dan diunggah dalam situs resmi Pondok Pesantren Tebuireng.
Menurut Mbah Hasyim, hendaknya umat Islam yang ingin menziarahi Nabi SAW memperbanyak shalawat dan salam untuk beliau SAW dalam perjalanannya. Selain itu, terus memohon kepada Allah agar ziarah itu memberikan manfaat dan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Jamaah haji yang berziarah ke Raudhah juga harus selalu menjaga tata krama, kekhusyu’an, dan ketawadhu’an, terutama ketika berada di makam keagungan. Hal itu sebagaimana yang dilakukan di hadapan beliau SAW di saat hidupnya, karena tidak ada bedanya antara masa setelah intiqal beliau dengan masa hidup beliau SAW di dalam melihat umatnya, mengetahui keadaan mereka, niat mereka, azam mereka, dan perasaan hati mereka.
Hendaklah maju ke hadapan makam beliau SAW dari arah kiblat, yakni dengan membelakangi kiblat. Kemudian mengucapkan salam dengan kehadiran hati dan suara yang rendah sebagai berikut:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ. السلام عليك يا نَبِيَ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبَ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خِيْرَةَ خَلْقِ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا صَفْوَةِ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا قَائِدَ اْلغُـرِّ اْلمُحَجَّلِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِكَ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى اَزْوَاجِكَ الطَّاهِرَاتِ أُمَّهَاتِ اْلمُؤْمِنِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْ7كَ وَعَلَى أَصْحَابِكَ أَجْمَعِـيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى سَائِرِ اْلأَنْبِيَاءِ وَسَائِرِ عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. جَزَاكَ اللهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفْضَلَ مَا جَزَى نَبِيًّا وَرَسُوْلاً عَنْ أُمَّتِهِ. وَصَلَّى عَلَيْكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَـلَ عَنْ ذِكْـرِكَ اْلغَافِلـُوْنَ. أَشْـهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّـكَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَأَمِيْنُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ خَلْقِهِ, اَشْهَدُ اَنَّـكَ بَلَّغْـتَ الرِّسَالَةَ. وَأَدَّيْتَ اْلأَمَانَةَ. وَنَصَحْتَ اْلأُمَّةَ. وَجَاهَدْتَ فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ
Artinya: “Salam untukmu, wahai Rasulullah, salam untukmu, wahai Nabi Allah, salam untukmu, wahai kekasih Allah, salam untukmu, wahai pilihan makhluk Allah, salam untukmu, wahai pilihan Allah, salam untukmu, wahai sayyidnya para Rasul dan penutup para Nabi, salam untukmu, wahai pemimpinnya orang-orang yang bercahaya anggauta wudhunya, salam untukmu dan untuk ahli baitmu yang baik dan suci, salam untukmu dan untuk para isterimu yang suci, ummahatul mukminin, salam untukmu dan untuk para sahabatmu semuanya, salam untukmu dan untuk semua para Nabi, salam untukmu dan untuk semua hamba-hamba Allah yang shalih. Allah akan membalasmu, wahai Rasulullah dengan sebaik-baik pembalasan kepada seorang Nabi dan Rasul karena jasanya kepada umatnya, dan shalawat Allah tetap untukmu selama orang-orang yang berdzikir mengingatmu dan orang-orang yang lengah lupa mengingatmu. Saya bersaksi bahwa, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa engkau adalah hamba-Nya, Rasul-Nya, orang yang dipercaya-Nya, dan makhluk pilihan-Nya. Saya bersaksi, bahwa engkau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan memberi nasehat umat, dan berjuang di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.”