Ahad 04 May 2025 12:59 WIB

Penjelasan Imam al Ghazali tentang 7 Golongan Orang Bersyahadat

Imam al Ghazali ungkapkan dua golongan terakhir yang bersyahadat, sangat buruk.

Ilustrasi warga melaksanakan sholat. Saat duduk tahiyat, mereka membaca syahadat.
Foto: ANTARA FOTO / Irwansyah Putra
Ilustrasi warga melaksanakan sholat. Saat duduk tahiyat, mereka membaca syahadat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kalimat syahadat atau pengakuan merupakan acuan seseorang memeluk Islam. Di dalamnya terdapat dua pengakuan. Pertama adalah tiada Tuhan selain Allah. Ini dimaksudkan untuk menundukkan diri sebagai ciptaan. Bahwa Tuhan hanyalah Allah, tiada yang lain.

Kedua adalah pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Meskipun ada nabi dan rasul sebelumnya, seperti Isa, Yahya, Musa, dan banyak lagi, tapi Nabi Muhammad juga termasuk di dalamnya sebagai nabi dan utusan Allah. Nabi yang membawa risalah tauhid berupa Islam untuk disebarluaskan kepada semua orang.

Baca Juga

Hujjatul Islam Imam al Ghazali dalam risalahnya Mi’rajus Salikin, menyebutkan tujuh golongan orang bersyahadat. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Pertama, golongan yang sekadar berucap

Maksudnya adalah mereka yang hanya mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa menghayati makna yang terkandung di dalamnya. Al Ghazali mengritik keras orang-orang semacam ini. “Mereka layaknya binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi,” tulis Hujjatul Islam dalam risalah pendek tersebut.

Orang yang bersyahadat semacam ini persis seperti yang digambarkan Allah dalam Surah al Hujurat ayat 14 berikut ini,

قَالَتِ ٱلْأَعْرَابُ ءَامَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا۟ وَلَٰكِن قُولُوٓا۟ أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ ٱلْإِيمَٰنُ فِى قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَٰلِكُمْ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Qālatil-a'rābu āmannā, qul lam tu`minụ wa lāking qụlū aslamnā wa lammā yadkhulil-īmānu fī qulụbikum, wa in tuṭī'ullāha wa rasụlahụ lā yalitkum min a'mālikum syai`ā, innallāha gafụrur raḥīm

Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Ulama ahli tafsir Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan, Allah mengabarkan tentang perkataan orang-orang Arab Badui. Mereka adalah orang-orang yang masuk Islam di masa Rasulullah tanpa disertai pengetahuan dan tidak menunaikan kewajiban dan tuntutan keimanan, meski demikian mereka mengklaim seraya berkata, “Kami telah beriman,” dengan keimanan yang sempurna yang memenuhi semua perkaranya. Inilah maksud dari perkataan mereka. Maka Allah memerintahkan RasulNya untuk membantah mereka, “Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu belum beriman’.”

Artinya, janganlah kalian mengklaim kedudukan iman yang sempurna pada diri kalian, baik secara lahir maupun batin, ”tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk’,” yaitu telah masuk Islam dan cukupkan pada batasan itu, “dan,” penyebab hal itu adalah karena ” Iman itu belum masuk ke dalam hatimu.” Kalian hanya baru masuk Islam karena takut atau mengharap sesuatu dan lainnya yang menjadi penyebab keimanan kalian, karena itulah pancaran keimanan belum merasuk ke dalam hati kalian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement