Kamis 24 Oct 2024 18:21 WIB

Kedubes Iran dan Nusantara Mengaji Gelar Konferensi Internasional Alquran

Alquran menjadi solusi hidup di Indonesia dan di dunia.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Alquran (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konferensi Internasional Alquran digelar Nusantara Mengaji dan Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran pada Kamis (24/10/2024) di Jakarta. Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, KH Jazilul Fawaid mengatakan bahwa digelarnya Konferensi Internasional Alquran agar Alquran menjadi solusi hidup di Indonesia dan di dunia.

Kiai Jazilul mengatakan, Nusantara Mengaji dan Kedubes Iran prihatin dengan kondisi merebaknya gaya hidup yang jauh dari akhlak Alquran. Sebagai contoh di Indonesia, banyak gaya hidup yang aneh dan jauh dari akhlak Alquran. Mungkin juga di Iran dan negera-negara yang lain terjadi hal yang sama.

Baca Juga

"Korupsi, jelas bukan gaya hidup kita (bukan gaya hidup Islam dan bukan akhlak Alquran, red), kezaliman jelas bukan gaya hidup kita, pengeboman terhadap masjid, rumah sakit, rakyat sipil dan sekolah jelas bukan gaya hidup kita," kata Kiai Jazilul saat Konferensi Internasional Alquran, Kamis (24/10/2024)

Ia menambahkan, penganiayaan jelas bukan gaya hidup yang terinspirasi dari Alquran. Oleh karena itu melalui Konferensi Internasional Alquran mencoba menghadirkan solusi untuk menjadi inspirasi bagi kedua negara yakni Iran dan Indonesia.

Untuk merumuskan langkah strategis apa yang bisa dilakukan oleh Indonesia dan Iran dalam rangka menghadirkan gaya hidup Alquran dalam berbagai lini kehidupan. Misalnya menerapkan gaya hidup Alquran dalam politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya.

Di tempat yang sama, Ahmad Jayadi mewakili Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), mengatakan bahwa dalam pertemuan hari ini semuanya punya komitmen, untuk menjadikan Alquran sebagai inspirasi.

"Alquran menjadi inspirasi untuk kita semuanya mengarungi kehidupan di alam dunia," ujar Jayadi.

Jayadi mengatakan, kalau manusia memposisikan Alquran dalam posisi yang strategis dan menginspirasi, Insya Allah praktik-praktik apapun dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara, Insya Allah akan senantiasa konsisten dengan nilai-nilai dan semangat ajaran Alquran.

"Mudah-mudahan inisiatif (terselenggaranya Konferensi Internasional Alquran) memberikan keberkahan untuk kita, untuk bangsa dan negara," ujarnya.

Duta Besar (Dubes) Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi mengingatkan bahwa umat Islam saat ini sangat membutuhkan persatuan untuk melawan musuh-musuh Islam yakni zionis Israel. 

Boroujerdi mengatakan, kitab suci Alquran adalah wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada manusia. Agar manusia memiliki kehidupan yang nyaman dan bahagia di dunia dan di akhirat. Tentu semua harus mengikuti ajaran Alquran.

"Alquran adalah kitab suci yang didalamnya berisi berbagai ajaran dalam semua lini kehidupan, alquran mengandung hal yang berhubungan dengan hukum, akhlak dan hal-hal lainnya yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat," kata Boroujerdi saat pidato dalam Konferensi Internasional Alquran yang digelar Nusantara Mengaji dan Kedutaan Besar Republik Islam Iran, Kamis (24/10/2024).

Ia menyampaikan, di antara berbagai dimensi yang ada dalam Alquran, satu di antaranya dimensi penting yakni Alquran mengajarkan kepada semuanya terkait pentingnya persatuan. 

Di dalam ayat Alquran tidak hanya menyebutkan dan mengajar manusia terkait persatuan, hidup harmonis dan kerjasama. Namun hampir semua ayat di dalam Alquran memiliki dimensi yang mengajarkan manusia untuk bersatu, hidup bersama dan bekerjasama. 

"Hari ini tentu adalah masa dimana kita (umat Islam) lebih perlu persatuan daripada masa-masa sebelumnya, karena kita saksikan musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin, (mereka musuh Islam) berusaha untuk mencerai beraikan kaum Muslimin dalam berbagai kelompok," ujar Boroujerdi.

Dubes Iran untuk Indonesia menegaskan, musuh-musuh Islam yang mencerai beraikan umat Islam membuat kekuatan kaum Muslimin menjadi lemah.

Kepada umat Islam, Boroujerdi mengingatkan bahwa zionis Israel dan mereka yang bersama zionis selalu berusaha untuk mencari berbagai faktor yang dapat memecah belah kaum Muslimin dengan berbagai alasan. Tujuannya untuk melemah kekuatan kaum Muslimin. 

"Kita kalau perhatikan di berbagai media Barat dan media zionis, maka kita tidak akan menemukan bahwa mereka berperang melawan Islam dan kaum Muslimin, tapi mereka menggunakan narasi bahwa di dalam Palestina, mereka (zionis Israel) berperang melawan Hamas, dan di saat menyerang Lebanon, mereka mengatakan berperang dengan Hizbullah," jelas Boroujerdi.

Boroujerdi menegaskan, itu adalah upaya zionis Israel dan sekutunya untuk mengkotak-kotakan kaum Muslimin. Sehingga umat Islam terasa lebih lemah dan lebih kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement