Rabu 03 Dec 2025 07:33 WIB

Wajib Bersyukur Setelah Ditolong Allah Selamat dari Musibah dan Bencana

Jangan berpaling dari Allah setelah mendapat pertolonganNya.

Musibah erupsi gunung berapi di Indonesia (ilustrasi).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Musibah erupsi gunung berapi di Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketika Allah menyelamatkan kita dari musibah dan bencana, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk bersyukur kepada-Nya. Jangan sampai kita berpaling setelah mendapat pertolongan Allah.

Dikutip dari Tafsir Kementerian Agama, Allah berfirman:

Baca Juga

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfurụn

"Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar." (QS. Al-Baqarah: 152)

Saat musibah banjir di zaman Nabi Nuh, Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan kaumnya.

قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ

Qīla yā nụḥuhbiṭ bisalāmin minnā wa barakātin 'alaik

"Difirmankan: 'Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami.'" (QS. Hud: 48)

Allah mengingatkan bahwa musibah bisa jadi ujian atau peringatan:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ'i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basyṣiriṣ-ṣābirīn

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)

Karena itu, syukur itu wajib, baik dengan hati (mengakui nikmat Allah), lisan (ucapan alhamdulillah), maupun perbuatan (misal: sedekah). Musibah mengingatkan kita untuk introspeksi dan lebih dekat kepada Allah.

Larangan berpaling dari Allah setelah mendapat pertolonganNya.

Allah memberi peringatan kepada manusia yang sudah ditolong-Nya saat ditimpa bencana, kemudian berpaling dari-Nya. Manusia seperti ini tidak bersyukur terhadap peringatan Allah.

Dikutip dari Tafsir Kementerian Agama, ada sejumlah ayat-ayat Alquran yang menggambarkan manusia seperti ini. Di antaranya adalah:

Surat Yunus Ayat 21:

وَاِذَآ اَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِّنْۢ بَعْدِ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُمْ اِذَا لَهُمْ مَّكْرٌ فِيْٓ اٰيٰتِنَاۗ قُلِ اللّٰهُ اَسْرَعُ مَكْرًاۗ اِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُوْنَ مَا تَمْكُرُوْنَ

Wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatam mim ba‘di ḍarrā'a massathum iżā lahum makrun fī āyātinā, qulillāhu asra‘u makrā(n), inna rusulanā yaktubūna mā tamkurūn(a).

Apabila Kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah bencana menimpa mereka, mereka segera melakukan segala tipu daya (untuk menentang) ayat-ayat Kami. Katakanlah, “Allah lebih cepat pembalasan-Nya (atas tipu daya itu).” Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.

Disebutkan bahwa ini adalah sifat buruk manusia. Setelah Allah memberikan suatu rahmat, keselamatan kepada manusia setelah mereka ditimpa bencana, baik pada diri, harta, keluarga, dan alam lingkungan mereka, maka mereka tidak bersyukur, bahkan mereka segera melakukan segala tipu daya menentang ayat-ayat Kami. Katakanlah, “Allah lebih cepat pembalasannya atas tipu daya itu.” Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu. Tidak ada sedikitpun perbuatan manusia yang terlewat dari pengawasan Allah dan kelak di akhirat Dia akan memberikan balasan dengan seadil-adilnya.

Surat Al Isra ayat 67: 

وَإِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فِى ٱلْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلَّآ إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّىٰكُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ كَفُورًا

Wa iżā massakumuḍ-ḍurru fil-baḥri ḍalla man tad'ụna illā iyyāh, fa lammā najjākum ilal-barri a'raḍtum, wa kān-al-insānu kafụrā

"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu memang selalu tidak berterima kasih."

Ayat ini menggambarkan kecenderungan manusia yang sering lupa bersyukur setelah kesulitannya dihilangkan.

Surat Fussilat ayat 51

Allah mengingatkan bahwa sikap seperti ini adalah bentuk kekufuran terhadap nikmat-Nya:

وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ فَذُو دُعَآءٍ عَرِيضٍ

Wa iżā an'amnā 'alal-insāni a'raḍa wa naā bijānibih, wa iżā massahusy-syarru fa żụ du'āin 'arīḍ

"Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa."

Karena itu, Alquran mengajarkan kita untuk selalu ingat kepada Allah dalam segala kondisi. Hal ini seperti disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 152

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfurụn

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."

Alquran mengingatkan kita bahwa manusia cenderung lupa bersyukur ketika sudah mendapatkan pertolongan. Mari kita jadikan ini sebagai pelajaran untuk senantiasa mengingat Allah dalam suka maupun duka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement