REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Umat Kristiani sedunia meradang terkait salah satu segmen dalam upacara pembukaan Olimpiade 2024 yang diselenggarakan di ibu kota Prancis, Paris, pada Jumat (26/7/2024) malam waktu setempat. Kemarahan ini terkait pertunjukan drag queen, yang mana pria berpakaian wanita dan memakai riasan, yang menyertakan parodi dari lukisan “Perjamuan Terakhir”, yang menurut sebagian orang menggambarkan Yesus dan murid-muridnya.
Sejumlah pemuka gereja menganggap segmen itu mempromosikan homoseksualitas, terutama pertunjukan teatrikal lukisan “Perjamuan Terakhir” atau "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci, melalui karakter drag queen. Hal yang oleh para kritikus dianggap sebagai penghinaan yang disengaja kepada agama Kristen.
Dalam adegan yang dikritik itu, seorang pria telanjang muncul, yang menurut para kritikus mewakili Dionysus, dewa anggur dan perayaan liar dalam mitologi Yunani kuno, yang juga dikenal karena prosesi, perayaan, dan ritual pagannya yang tidak memiliki nilai moral.
Terkait hal ini, para uskup Perancis mengecam upacara pembukaan tersebut melalui pernyataan di akun Gereja Katolik Perancis di platform X. "Sayangnya, konser ini berisi adegan-adegan yang mengejek agama Kristen, dan kami memandang situasi ini dengan kesedihan yang mendalam."
Pernyataan tersebut mengucapkan terima kasih kepada penganut agama lain yang telah menyatakan solidaritas mereka terhadap umat Kristiani dalam menghadapi situasi ini. “Pikiran kami pagi ini tertuju pada umat Kristiani di semua benua yang telah dirugikan oleh tindakan berlebihan dan provokasi dalam beberapa adegan,” tambahnya.
Yesus Kristus yang dikenal sebagai Isa al Masih (alaihissalam) dalam Islam juga dimuliakan sebagai nabi agung. Adegan perjamuan Nabi Isa dengan murid-muridnya termuat dalam Alquran pada surat Almaidah ayat (112-115) dengan detail yang berbeda dengan yang termuat di Injil Perjanjian Baru. Nama surat Almaidah tersebut juga diambil dari adegan perjamuan tersebut.
“(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, ‘Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?’ Isa menjawab, ‘Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman’.
Mereka (murid-murid Isa) berkata, ‘Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu)’.
Isa putra Maryam berdoa, ‘Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki’.
Allah berfirman, ‘Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barang siapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam)’.”
Para penafsir Alquran kebanyakan merujuk murid-murid Nabi Isa yang meminta hidangan itu sebagai al-Hawariyyun. Golongan itu terdiri atas 12 murid Nabi Isa, seperti dalam lukisan yang digambarkan Leonardo da Vinci.
Hidangan yang kemudian diturunkan, menurut sebagian penafsir adalah roti, ikan, delima, buah-buahan, serta beragam lainnya dari langit. Dalam tafsir Ibnu Hatim dijelaskan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa malaikat datang membawa hidangan kepada Nabi Isa tujuh ikan besar dan tujuh roti. Maka setiap orang pengikutnya Nabi Isa memakannya sama banyaknya.
Dalam tafsir At-Thabari diriwayatkan dari Umar bin Yasir, bahwa turun hidangan untuk Nabi Isa dan kaumnya berupa buah-buahan dari surga. Maka Nabi Isa menyerukan kepada kaumnya itu agar tidak berbuat curang, berkhianat, dan tidak menimbun. Tetapi kaumnya itu melanggar, mereka berkhianat, menyembunyikan dan menimbun makanan itu sehingga mendapat hukuman dari Allah SWT.
Dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) dijelaskan bahwa Nabi Isa setelah mengetahui maksud baik dari kaum Ḥawariyyin dalam permohonan mereka yaitu bahwa mereka tidak meragukan kekuasaan Allah, melainkan karena mereka ingin lebih yakin dan memperoleh keimanan yang lebih kuat serta ketenteraman hati, maka Nabi Isa mengabulkan permohonan mereka untuk berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan hidangan untuk mereka.
Nabi Isa memohon agar Allah SWT menurunkan untuk mereka hidangan dari langit. Nabi Isa mengharapkan agar hari ketika hidangan itu turun akan menjadi hari raya bagi mereka dan generasi mereka selanjutnya.
Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan menurunkan hidangan sesuai dengan permintaan mereka. Tetapi, dengan syarat bahwa sesudah turunnya hidangan itu, tidak boleh ada di antara mereka yang tetap kafir, atau kembali kafir sesudah beriman, karena mereka telah diberi pelajaran dan keterangan-keterangan tentang kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, kemudian diberi pula bukti nyata yang dapat mereka saksikan dengan panca indera mereka sendiri.
Saat ini, umat Kristiani merayakan perjamuan itu dengan nama ekaristi. Perjamuan Nabi Isa dengan murid-muridnya itu jadi salah satu adegan penting dalam hidup Isa al Masih bagi umat Kristiani.