Senin 17 Jun 2024 14:30 WIB

Rasulullah SAW Sebut Ada Pembaru Setiap 100 Tahun, Siapakah yang Dimaksud? 

Hadits Nabi SAW sebut ada pembaru yang muncul dari umat Islam

Ilustrasi umat Islam. Hadits Nabi SAW sebut ada pembaru yang muncul dari umat Islam
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Ilustrasi umat Islam. Hadits Nabi SAW sebut ada pembaru yang muncul dari umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah menyatakan aka nada pembaru di setiap seratus tahun. Siapakah yang dimaksud

Mujaddid, berarti pembaru. Ada sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari sahabat Nabi Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda: 

Baca Juga

إنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا

“Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat Islam, setiap seratus tahun seorang yang memperbarui untuk mereka (interpretasi) ajaran agama mereka.” 

 

Perjalanan sejarah boleh jadi menjadikan sebagian orang, sedikit atau banyak, melupakan atau menyalahpahami ajaran agama. Ini membutuhkan adanya pembaru yang bertugas menyeberluaskan dan mempopulerkan kembali ajaran itu.

Di sisi lain perkembangan masyarakat, menuntut adanya interpretasi baru, yang tidak menyimpang dari prinsip dan teks-teks keagamaan, karena sebagian dari apa yang kita namai ajaran agama adalah hasil interpretasi ulama yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakatnya, perkembangan IPTEK, serta budaya lokal.

Interpretasi dapat berubah sesuai dengan perubahan kondisi, perkembangan, dan budaya . Dari sini dibutuhkan pula adanya mujaddid atau pembaru yang melakukan reaktualisasi ajaran. Namun tidak mudah menetapkan siapa dia, bahkan ada ulama yang berpendapat bahwa mujaddid (pembaharu) untuk setiap waktu tidak hanya seorang, tetapi boleh jadi banyak. Ibnu Kasir, misalnya, dalam bukunya Dalaiul an-Nubuwah mendukung pendapat pertama, bahkan Ibnu Al-Atsir menyebut secara rinci siapa-siapa mereka untuk setiap abad. Untuk abad pertama disebutnya empatbelas nama tokoh, antara lain Umar bin Abdul Aziz, Muhammad Albaqir, Hasan al-Bashri, Ibnu Syihab Az-Zuhri.

Abad kedua, disebutnya antara lain Imam Syafi'i, Ali Arridha, Yahya Ibnu Ma'in, Ma'ruf Alkarkhi, dan empat nama lainnya. Untuk abad ketiga disebutnya antara lain Abu al-Hasan al-Asy'ari, Almuqtadir Billah, dan lain-lain hingga mencapai nama-nama para tokoh sampai dengan abad kelima hijrah.

Adapun Imam as-Sayuthi maka beliau menyebut hanya satu tokoh utama pada setiap abad (seratus tahun), dari abad pertama hingga abad IX disebutnya secara berturut-turut nama-nama berikut: 1) Umar bin Abdul Aziz, 2) Imam Syafi'i, 3) Al-Asy'ary atau Ibnu Suraij, 4) Albaqillany atau Al-Isfariyiiny, 5) Imam Ghazali, 6) Arrazy atau Arrafi'iy, 7) Ibnu Daqiq Al'ied 8) Albalqiny atau Zainuddin Al-'Iraqy dan abad IX adalah 9) As-Sayuthi.

Tentu masing-masing bisa mempunyai versi sendiri, agaknya adalah lebih tepat menilai pembaru tidak hanya seorang untuk setiap waktu, bahkan boleh jadi untuk setiap daerah ada pembarunya. Nah, siapa pembaru abad ini, biarlah generasi berikut yang menilainya. 

*Naskah tanya jawab Prof M Quraish Shihab di Harian Republika 1995

sumber : Harian Republika

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement