Ahad 14 Apr 2024 08:23 WIB

Doa Pelunas Utang dan Mengapa Rasulullah SAW Selalu Mengulang-ulangnya? 

Rasulullah SAW mengajarkan doa agar segera utang lunas.

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Utang (ilustrasi). Rasulullah SAW mengajarkan doa agar segera utang lunas
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Utang piutang merupakan perkara yang lazim berlaku di kalangan masyarakat. Islam pun memberikan panduan berutang, termasuk bagaimana berdoa agar lunas dari utang.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Wa'il, dikisahkan bahwa seorang pria mendatangi Ali bin Abi Thalib dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, aku tidak bisa membayar hutangku. Tolong bantu aku."

Baca Juga

Kemudian Ali bin Thalib berkata, "Apakah kamu mau aku ajarkan tentang sesuatu yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, yang jika kamu membacanya maka Allah SWT akan membuat hutangmu lunas meski sebesar gunung?" Si pria mengiyakannya. Lalu Ali bin Abi Thalib menyampaikan sebuah doa, sebagaimana berikut ini:

اَللّهُمَّ اكْفِنِىْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Latin:

'Allahummakfinii bihalaalika 'an haroomika wa aghninii bi fadhlika 'amman siwaaka'

Terjemah: 

Artinya: "Ya Allah, cukupkanlah aku dengan apa yang Engkau halalkan dari apa yang Engkau karuniakan. Dan dengan karunia-Mu, jadikanlah aku tidak membutuhkan kecuali kepada Engkau." (HR Tirmidzi dan terdapat dalam Musnad Ahmad bin Hanbal)

Terlepas dari hal tersebut, seorang Muslim sebaiknya menghindari utang. Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim ini, Rasulullah SAW berdoa dalam shalat, "Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit hutang". Lalu ada seseorang yang bertanya, "Mengapa banyak meminta perlindungan dari hutang, wahai Rasulullah?"

Kemudian, Rasul menjawab, "Sesungguhnya seseorang apabila memiliki utang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya".

Diriwayatkan pula dari Jabir RA, dia berkata, "Seorang laki-laki meninggal dunia dan kami pun memandikan jenazahnya, lalu kami mengkafaninya dan memberinya wangi-wangian. Kemudian kami datang membawa mayit itu kepada Rasulullah  SAW. Kami berkata, 'Shalatkanlah jenazah ini.' Beliau melangkahkan kakinya, lalu bertanya, 'Apakah dia mempunyai tanggungan utang?' Kami menjawab, 'Dua dinar'. Lalu beliau pergi.

Abu Qatadah kemudian menanggung utangnya, kemudian kami datang kepada beliau lagi, kemudian Abu Qatadah berkata, 'Dua dinarnya saya tanggung.' Maka Rasulullah  SAW bersabda, 'Kamu betul akan menanggungnya sehingga mayit itu terlepas darinya?

Abu Qatadah menjawab, 'Ya'. Maka Rasulullah  pun menshalatinya. Kemudian setelah hari itu, Rasulullah  SAW bersabda, 'Apakah yang telah dilakukan oleh dua dinar tersebut?' Maka Abu Qatadah berkata, "Sesungguhnya ia baru meninggal kemarin.' Kemudian Jabir berkata, 'Rasulullah  mengulangi pertanyaan itu keesokan harinya. Lalu Abu Qatadah berkata, 'Aku telah melunasinya wahai Rasulullah !' Kemudian Rasulullah  bersabda, 'Sekarang barulah dingin kulitnya!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement