REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menurut Imam Syafii dalam kitab Al Umm, berdoa di waktu-waktu tertentu dipercaya akan diijabah Allah SWT. Terdapat lima malam untuk menghaturkan doa yang mudah diijabah.
Antara lain malam Jumat, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama Rajab, dan malam Nishfu Sya’ban.
Beliau berkata bahwa ketika Ibrahim bin Muhammad mengabarinya, dia berkata: “Aku melihat para syekh dari kalangan penduduk Madinah muncul di Masjid Nabawi pada malam Hari Raya. Mereka berdoa dan berdzikir mengingat Allah sampai berlalu satu saat dari malam.”
Beliau juga menceritakan bahwa telah sampai pula riwayat kepadanya bahwa Umar selalu menghidupkan lailatul jam'i (malam perkumpulan). Yaitu adalah malam hari raya karena di pagi harinya sudah masuk hari nahr (siang).
Namun demikian, dari semua malam untuk berdoa yang dipercaya beliau sebagai sebuah waktu untuk berdoa yang akan diijabah Allah, namun beliau tidak mengatakan bahwa berdoa di waktu-waktu tersebut sebagai suatu kewajiban bagi umat Muslim.
Dalam redaksinya, Imam Syafi’i berkata: “Saya nyatakan mustahab (sesuatu yang dikerjakan Rasulullah satu atau dua kali. Dikerjakan mendapat pahala, ditinggalkan tidak mendapat dosa) atas semua yang sudah saya ceritakan mengenai malam-malam ini. Tanpa menjadikan semua itu sebagai kewajiban."