Kamis 11 Jan 2024 10:09 WIB

Umat Mulai Meninggalkan Alquran, Nubuat Rasulullah SAW dalam Alquran Surat Al-Furqan?

Rasulullah SAW ungkapkan fenomena selalu aktual umat yang meninggalkan Alquran

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Seorang Muslim tengah membaca Alquran. Rasulullah SAW ungkapkan fenomena selalu aktual umat yang meninggalkan Alquran
Foto: republika
Seorang Muslim tengah membaca Alquran. Rasulullah SAW ungkapkan fenomena selalu aktual umat yang meninggalkan Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di zaman digital sekarang ini, banyak umat Islam yang lebih sering bermain media sosial daripada membaca Alquran. 

Agar tidak menjadi umat yang meninggalkan Alquran, umat Islam pun dianjurkan untuk melakukan muhasabah diri. Dalam surat Al-Furqan ayat 30, Allah SWT berfirman:

Baca Juga

وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا

Artinya: Rasul (Nabi Muhammad) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alquran ini (sebagai) sesuatu yang diabaikan.” (QS Al-Furqan [25]: 30).

Menurut Tafsir Tahlili Kemenag RI, pada ayat tersebut Rasulullah mengadu kepada Allah dengan berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Aquran ini sesuatu yang tidak perlu dihiraukan. Mereka tidak beriman kepadanya, tidak memperhatikan janji dan peringatannya. Bahkan mereka berpaling darinya dan menolak mengikutinya.” Kemudian Allah menyuruh rasul-Nya berlaku sabar dan tabah menghadapi kaumnya.

Sedangkan dalam Tafsir Ringkas Kemenag dijelaskan, Nabi Muhammad SAW sendiri mengeluhkan lingkungan masyarakat Quraisy yang buruk. 

Mereka lalai terhadap kitab suci Alquran yang berisi peringatan-peringatan. Rasulullah SAW berkata dengan segala keluh kesahnya 'Ya tuhanku yang Maharahman dan Rahim! sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alquran ini diabaikan. Mereka tidak mau mendengarkan, apalagi mengamalkannya."

Surat Al-Furqan ayat 30 di atas mengisyaratkan bahwa lingkungan ikut mempengaruhi jalan hidup seseorang. Allah SWT lalu ingin menenangkan hati Nabi Muhammad SAW, bahwa setiap nabi dari masa lalu adalah sama. Selalu saja berhadapan dengan para pengingkar. Allah SWT berfirman:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ Artinya: “Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin…..” (QS al-An’am [7]: 112).

Manusia gampang teperdaya oleh rayuan setan. Dengan itu Allah SWT ingin mengetahui siapa di antara mereka yang taat kepada-Nya dan mana yang tidak. Tetapi cukuplah tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong bagi siapa yang dikehendaki-Nya yaitu mereka yang ikhlas berada di jalan yang benar.

Cendekiawan Muslim dalam bidang ilmu tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa meninggalkan tadabbur ayat-ayat Alquran dan memahami isinya juga termasuk meninggalkan Alquran. 

Karena itu, umat Islam sekarang ini harus membuat gerakan secara massif untuk kembali ke Alquran, dengan membaca dan memahami isinya.

Dalam kitab tafsir Li Yaddabbaru Ayatih karya Markaz Tadabbur dijelaskan, hendaknya setiap Muslim senantiasa mengamati ayat yang mulia tersebut, dan menaruh pandangannya yang begitu dalam berkali-kali. 

Hal ini penting untuk membukakan bagi dirinya jalan keluar dari jalan yang buntu ini, dan bencana yang besar ini, yang telah menyebar luas ke berbagai wilayah kaum Muslimin, yaitu musibah meninggalkan Alquran.

Dalam kitab tafsir itu, Syekh Prof Umar bin Abdullah al-Muqbil mengatakan, menjauh dari Alquran benar-benar akan mengakibatkan kerasnya hati, persis sama dengan kerasnya tanah kering yang lama tidak tersiram air, sehingga ia tidak dapat dimanfaatkan kecuali hanya sedikit darinya; sampai-sampai dirinya mengarah kepada syahwat yang terlarang, dan itulah permulaan ia akan berpaling dari agama ini.  

Keutamaan membaca...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement