REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW secara mutawatir (bersambung) dengan perantaraan Malaikat Jibril, dan berpahala bagi orang yang membacanya. Demikianlah makna Alquran sebagaimana dijelaskan oleh Subhi As-Salih dalam kitabnya Mabahits fi 'Ulum Al-Qur'an dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi 'Ulum Al-Qur'an, serta Manna' al-Qattan dalam Mabahits fi 'Ulum Al-Qur'an.
Alquran berisi tentang berbagai hal, mulai dari masalah ibadah, amaliyah (perbuatan) manusia, hari akhir, kisah-kisah umat terdahulu, kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya, sejarah, serta ilmu pengetahuan.
Alquran diturunkan dalam bahasa Arab untuk memudahkan Rasul SAW dalam memahaminya dan mengajarkannya kepada seluruh umat manusia. Lihat surah Ar-Ra'du ayat 37, An-Nahl : 103, Fushshilat : 3 dan 44, Al-An'am : 156, Thaaha [20]: 113, Asy-Syu'ara : 7 dan 195, Az-Zumar : 28, Az-Zukhruf : 3, dan Al-Ahqaf : 12.
''Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Alquran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.'' (Ar-Ra'du [13]: 37.
Karena itulah, di dalamnya kemudian dikenal dengan berbagai jenis ilmu pengetahuan bahasa, seperti nahwu, sharaf, balaghah, mantiq, arudl, ma'ani, dan bayan.
Alquran diturunkan secara berangsur-angsur. Tujuannya agar lebih mudah dipahami, dihafal, serta diamalkan. Cara seperti ini, maka Nabi Muhammad SAW akan memudah memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh umatnya maupun orang-orang kafir.