REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Najmuddin Saifullah, Anggota MTT PWM DIY dan Sekretaris Majelis Tabligh PCM Pakem
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa menjadi guru haruslah ikhlas. Berapa pun gaji yang ia terima tidak boleh dipermasalahkan karena membagikan ilmu harus dilandasi dengan keikhlasan. Lantas apakah konsep ikhlas memang seperti ini?
Menurut M Husnaini dalam buku 80 Pepeling Diri, ikhlas bukan berarti menolak imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Menerima ataupun menolak imbalan tidak ada kaitannya dengan keikhlasan. Justru kalau ada orang yang menolak imbalan karena takut disangka tidak ikhlas, maka sejatinya ia tidak ikhlas dalam hal itu.
Ikhlas juga bukan memberi sedekah ala kadarnya. Jumlah sedekah yang banyak ataupun sedikit tidak ada hubungannya dengan keikhlasan.
Justru kalau ada orang yang menambah jumlah sedekah disebabkan takut dikira tidak ikhlas, maka ia sebenarnya tidak ikhlas. Demikian juga orang yang pasrah menerima nasib yang kurang baik.
Bersikap aktif ataupun pasif ketika menerima nasib yang kurang baik tidak ada hubungannya dengan ikhlas. Bahkan, kalau orang yang ditimpa musibah hanya berdiam diri pasrah tanpa melakukan apapun supaya terlihat ikhlas, berarti orang tersebut tidak ikhlas.
Selanjutnya...