Hadits tersebut ada dalam Shahih Bukhari. Adapun matan hadits itu juga diriwayatkan dari beberapa sahabat yang lain, salah satunya dari Said bin Al Musayyib, dari Hakim bin Hizam, yang juga tercantum dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Dalam hadits itu, Nabi SAW mengibaratkan seseorang yang meraih kekayaan melalui cara zalim dengan orang yang makan tapi tidak pernah merasa kenyang. Artinya, dia merasakan lapar palsu.
Makanan yang dikonsumsinya sebetulnya adalah penyakit. Penyakit ini membuat orang tersebut kelak mengalami penderitaan, karena terus-menerus makan namun tidak merasa kenyang. Orang semacam itu akan kehilangan nikmat.
Allah SWT menghilangkan dan mencabut nikmat orang tersebut sehingga sejatinya ia miskin selamanya. Sudah diberi harta yang berlimpah, tetapi tidak pernah merasa cukup dan tidak pernah bersyukur.
Orang tersebut ibarat orang lapar yang tidak merasa puas dengan makanannya, betapapun banyaknya dia makan. Di hari kiamat kelak, dia digambarkan sebagai orang yang serakah dan boros karena hartanya digunakan untuk berbagai hal yang tidak diridhai Allah SWT.