Sudais kecil dikenal sebagai sosok yang sangat nakal. Karena ulah dan perangainya, ia sering membuat geram ibunya.
Tapi, sang ibu tak pernah melontarkan kata-kata buruk. Bahkan, saat memarahi Sudais akibat kenakalannya, ibunya justru melantunkan doa.
Suatu ketika, Sudais sedang bermain pasir di depan rumah. Saat itu, ayah dan ibunya sedang kedatangan tamu penting. Ibunya menyiapkan hidangan kambing untuk disantap sang tamu.
Saat masakan telah siap dan dihidangkan, Sudais kecil berulah. Ia dengan polos, menaburi sajian kambing dari ibunya dengan pasir.
Sontak, kejadian ini membuat ibunya marah. Tapi, sungguh, hanya kata-kata kebaikan yang meluncur dari lisannya. "Pergilah, semoga Allah menjadikanmu imam Masjidil Haram," kata ibunya.
Dan, benarlah doa orang tua itu mustajab. Sudais yang dikenal nakal masa kecilnya kini menjadi imam besar Masjidil Haram. Suaranya didengar bukan hanya di Makkah, melainkan di seluruh dunia.
Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan
Tak terlintas dalam hati sang ibu, bagaimana mungkin anak yang nakal dan malas belajar bisa menjadi seorang imam Masjidil Haram? Namun, perkataan seorang Muslim adalah doa. Apalagi, doa orang tua untuk anaknya. Rasulullah SAW bersabda:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
"Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi (kemakbulannya), yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi.” (HR Abu Daud).
Seharusnya, perilaku ibunda Syekh Abdurrahman as-Sudais menjadi pelajaran betapa doa orang tua adalah sesuatu yang mustajab. Sehingga, amanah Allah yang dititipkan berupa anak seharusnya diperlakukan dengan baik, bukan justru dengan umpatan kala seorang anak melakukan kesalahan.