Aksi bombardir Israel ke Jalur Gaza terus berlangsung. Israel melancarkan serangan membabi buta tanpa kenal apakah sipil atau para pejuang hamas.
Laporan Aljazirah dari jalur Gaza pada Jumat (27/10/2023) malam, menggambarkan kepanikan warga di utara Jalur Gaza. Mereka panik karena semua komunikasi terputus. Israel mengintensifkan serangannya.
"Orang-orang sangat takut, dan mereka sangat panik, tidak bisa berkomunikasi dengan mereka yang kini berada di pengungsian," ujar wartawan Aljazirah, Safwat Kahlout.
"Mereka biasanya saling mengabarkan kondisi satu sama lain saat serangan udara Israel. Mereka sangat khawatir dengan kerabt yang mereka cintai."
Aljazirah menggambarkan bagaimana orang yang saling bantu satu sama lain, dengan bahu mereka membawa korban ledakan ke rumah sakit. Hal itu dilakukan karena mereka tidak bisa berkomunikasi dengan rumah sakit.
Lebih dari 7.000 warga Palestina dilaporkan meninggal sejak serangan Israel pada 7 Oktober. Korban yang wafat termasuk 2.913 anak kecil.
Tindakan brutal Israel memadamkan jaringan internet dan telekomunikasi di Gaza memaksa warga menggunakan pelantang suara atau toa di masjid-masjid untuk berkomunikasi. Mereka memohon doa dari seluruh umat Islam agar bisa bertahan menghadapi genosida Israel yang meningkat sejak Jumat (27/10/2023) malam. Sepenggal doa yang dipanjatkan warga Gaza lewat jalur komunikasi yang tersisa sebagai berikut:
Baca juga: Perbedaan Mencolok Antara Miskin dan Kaya dalam Jalani Hisab Amal Kelak di Akhirat
"Kami diputus. Mereka putus jalur komunikasi kami. Mereka putus bantuan dari dunia luar. Tak ada lagi yang tersisa selain Engkau, Ya Allah. Ya Allah, mereka mengandalkan kekuatan mereka. Tapi kami percaya pada kekuatan-Mu."
Sebelumnya, Israel membangkang dengan mengabaikan resolusi DK PBB yang meminta gencatan senjata untuk bantuan kemanusiaan. Israel justru mengintensifkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza.
Bahkan Israel memutus jaringan internet dan komunikasi di daerah tersebut. Ini menambah penderitaan warga Gaza yang sebelumnya sudah terputus dari pasokan kebutuhan dasar seperti air, makanan, dan bahan bakar.