Oleh karenanya, keberadaan anak-anak yatim harus mendapat atensi khusus. Mereka mesti dikasihi, dirawat, dan dipenuhi segala kebutuhan hidupnya. Maka, salah satu aktualisasinya adalah dengan cara menyantuni kehidupan mereka. Adalah niscaya perbuatan menyantuni anak yatim sebagai salah satu perilaku mulia lagi terpuji.
Rasulullah Saw bersabda: “Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makanan dari makananmu. Niscaya hatimu jadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR at-Thabrani)
Keberadaan anak yatim diapit dengan kehidupan yang serba sulit. Maka dia termasuk golongan mustadh’afin (orang-orang lemah dan dilemahkan). Golongan ini memang sudah semestinya jadi prioritas utama yang hidupnya harus disejahterakan.Dengan demikian kita harus berusaha untuk menyatuni mereka sehingga tidak ada lagi penderitaan dan kesengsaraan, melainkan kebahagiaan yang terpancar dari dalam kehidupannya.
Ma’asyrial Muslimin Rahimakumullah
Usaha menyantuni anak yatim bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, memberikan sebagian harta yang kita miliki.
Jangan kelebihan harta itu menyeret kita ke jurang maksiat dan kezaliman akibat berfoya-foya tak berkesudahan. Dalam keadaan terbelenggu kekayaan itu, kita lebih cenderung sukar untuk bersyukur atas rezeki dari Allah SwT.
Karena itu, daripada menumpuk harta yang tidak bermanfaat, lebih baik sisihkanlah untuk anak yatim. Yakni lewat pemberian sandang, makanan, minuman, dan segala kebutuhan pokok mereka. Tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan, sebagaimana kehidupan anak yatim sangat membutuhkan uluran tangan dari orang-orang yang berkecukupan.