Senin 25 Sep 2023 16:47 WIB

3 Hadits Ini Ungkap Pedihnya Sakaratul Maut yang Juga Dialami Rasulllah SAW

Sakaratul maut akan dihadapi setiap orang dengan kepedihan berbeda

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kematian. Sakaratul maut akan dihadapi setiap orang dengan kepedihan berbeda
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi kematian. Sakaratul maut akan dihadapi setiap orang dengan kepedihan berbeda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketika seseorang meninggal dunia maka akan melalui proses sakaratul maut terlebih dahulu. Tak terkecuali Nabi Muhammad SAW yang juga mengalami proses tersebut. 

Beberapa hadits meriwayatkan proses sakaratul maut, di antaranya adalah sebagai berikut ini:

Baca Juga

Pertama, proses sakaratul maut yang dialami Rasulullah SAW sebagaimana dikisahkan Aisyah RA. 

عَن عائِشةَ رَضيَ اللَّهُ عَنها أنَّ رَسولَ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم   كانَ بَينَ يَدَيه رَكوةٌ -أو عُلبةٌ فيها ماءٌ- فجَعلَ يُدخِلُ يَدَيه في الماءِ، فيَمسَحُ بهما وَجْهَه ويَقولُ: لا إلَه إلَّا اللَّهُ، إنَّ لِلمَوتِ سَكَراتٍ. ثُمَّ نَصَبَ يَدَه فجَعَلَ يَقولُ: في الرَّفيقِ الأعلَى. حَتَّى قُبِضَ ومالَت يَدُه

Dari Aisyah RA, dia berkata, ”Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illallah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut (kepedihan)”. Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas” [HR Bukhari 6029]. 

Kedua, kondisi Rasulullah SAW yang semakin melemah 

عَن أنسٍ رَضيَ اللَّهُ عَنه قال لَمَّا ثَقُلَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم جَعَلَ يَتَغَششَّاه، فقالت فاطِمةُ عليها السَّلامُ: واكَرْبَ أباهَ! فقال لَها: لَيسَ على أبيكَ كَربٌ بَعدَ اليَومِ. فلَما ماتَ قالت: يا أبتاه، أجابَ رَبًّا دَعاه، يا أبتاه، من جَنَّةِ الفِردَوسِ مأواه، يا أبتاه، إلَى جِبريلَ نَنْعاه. فلَمَّا دُفِنَ قالت فاطِمةُ عليها السَّلامُ: يا أنسُ، أطابَت أنفُسُكُم أن تَحثُوا على رَسولِ اللَّه صلَّى اللهُ عليه وسلَّم التُّرابَ؟!

Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad

Dari Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- dia berkata, "Ketika sakit Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- semakin parah, maka beliau pun diliputi kedukaan (menghadapi sakaratul maut). Lantas Fatimah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Kesukaran yang ayahanda rasakan." Kemudian beliau bersabda, "Ayahmu tidak akan menderita lagi sesudah hari ini." Selanjutnya setelah beliau wafat, Fatimah berkata, "Wahai ayahandaku yang telah memenuhi panggilan Rabbnya! Wahai ayahandaku, Surga Firdaus adalah tempat kediamannya. Wahai ayahandaku, kepada Jibril kami sampaikan berita wafatnya!" Setelah beliau dikebumikan, Fatimah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Apakah sampai hati kalian semua menaburkan tanah di atas jasad Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-? (HR Bukhari no 4103) 

Ketiga, Rasulullah SAW pun mengalami kepedihan ketika sakaratul maut

 عَن عائِشةَ رَضيَ اللَّه عَنها قالت  ماتَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم وإنَّه لَبَينَ حاقِنَتي وذاقِنَتي، فلا أكرَهُ شِدَّةَ المَوتِ لِأحَدٍ أبَدًا بَعدَ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم

Dari Aisyah dia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat sedangkan beliau berada di antara dagu dan leherku. Maka setelah wafat beliau, selamanya aku tidak pernah takut dengan pedihnya kematian siapapun.'  

Semoga kita yang menjadi bagian dari umat Rasulullah. Ketika menghadapi sakaratul maut diringankan dan tidak lebih sulit dari Rasulullah SAW.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement