Jumat 01 Sep 2023 23:04 WIB

Kecemburuan Hafshah, Putri Umar Bin Khattab yang Memicu Turunnya Ayat Alquran

Hafshah binti Umar merupakan salah satu istri Rasulullah SAW

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Istri Nabi Muhammad SAW, Hafshah binti Umar merupakan salah satu istri Rasulullah SAW
Foto: Pixabay
Ilustrasi Istri Nabi Muhammad SAW, Hafshah binti Umar merupakan salah satu istri Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hafshah binti Umar bin Al-Khattab merupakan di antara istri Nabi Muhammad yang punya kedudukan tinggi. Hafshah juga pernah menjadi sebab turunnya ayat di awal surat At-Tahrim.  

Seperti dikutip dari buku the Wonderful Ummahatul Mukminim oleh Erlan Iskandar, Hafshah pernah cemburu kepada Mariyah Qibthiyah yang pernah dilihatnya sedang bersama Nabi SAW ketika berada di rumah Hafshah. Hafshah pun marah dan cemburu.

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW pun menghiburnya dan menyuruh Hafshah untuk tidak menceritakan kepada istri Nabi Muhammad SAW yang lain. 

Tapi ternyata Hafshah bercerita kepada Aisyah. Nabi SAW pun menegur Hafshah. Hafshah pun menyesali perbuatannya dan bertaubat. Turunlah ayat-ayat di awal surat at-Tahrim. Allah ta'ala berfirman:  

اِنْ تَتُوْبَآ اِلَى اللّٰهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوْبُكُمَاۚ وَاِنْ تَظٰهَرَا عَلَيْهِ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ مَوْلٰىهُ وَجِبْرِيْلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِيْنَۚ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَعْدَ ذٰلِكَ ظَهِيْرٌ  

“Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.” (QS At-Tahrim ayat 4)   

Dua orang yang dimaksud pada ayat di atas adalah Hafshah dan Aisyah. Hafshah tak malu mengakui kesalahannya. Dia bertaubat kepada Allah SWT dan hatinya condong kebaikan. Manusia itu wajar jika pernah melakukan kesalahan.   

Baca juga: 19 Aktivitas Keseharian Para Firaun yang Menguasai Mesir Selama Ribuan Tahun

Di samping itu, Hafshah adalah salah seorang yang bisa membaca dan menulis. Dia diajari oleh Syifa binti Abdullah. Hafshah sangat semangat mempelajari ilmu agama dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dia meriwayatkan 60 hadits yang berasal dari Rasulullah dan Umar bin Al Khattab. Ada jasa besar Hafshah dalam dunia Ilmu, yaitu menjaga Alquran yang telah dikumpulkan menjadi satu.   

Dahulu semasa Nabi Muhammad SAW masih hidup, Alquran dijaga dengan cara dihafal oleh para sahabat dan ditulis pada lembaran-lembaran ataupun pelepah kurma. 

Pada masa Abu Bakar, banyak para sahabat yang menghafal Alquran meninggal dunia. Oleh karenanya, dikumpulkanlah ayat-ayat Alquran dan disusun menjadi satu. 

Baca juga: 2 Buah Surga yang Ada di Dunia dan Diabadikan Alquran, Atasi Asam Urat Hingga Kanker

Hafshah ditugaskan menjadi orang yang menyimpan lembaran-lembaran Alquran yang telah dikumpulkan Zaid bin Tsabit.

Dalam kitab Shifatush Shafwah diterangkan bahwa Hafshah meninggal dunia pada 41 H. Yang memimpin sholat jenazahnya ketika itu adalah Marwan bin Al-Hakam yang menjabat gubernur di Madinah ketika itu.    

Sementara yang menurunkan jenazahnya dalam kubur ketika itu adalah dua saudaranya ‘Abdullah bin ‘Umar dan ‘Ashim bin ‘Umar, juga putra-putra dari Ibnu ‘Umar yaitu Salim, ‘Abdullah, dan Hamzah.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement