Jumat 28 Oct 2022 07:05 WIB

Memahami Pengertian Doa, Satu-satunya Senjata Seorang Mukmin

Doa adalah obat yang sangat bermanfaat dan musuh dari segala bala dan malapetaka.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Memahami Pengertian Doa, Satu-satunya Senjata Seorang Mukmin
Foto: Republika/Wihdan
Memahami Pengertian Doa, Satu-satunya Senjata Seorang Mukmin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doa menurut bahasa adalah ath-thalabu yang berarti permohonan atau an-nidaa'u yang berarti panggilan. Sedangkan menurut istilah syar'i, doa adalah meminta pertolongan kepada Allah SWT, berlindung kepada-Nya, dan memanggil-Nya demi mendapatkan manfaat atau kebaikan dan menolak gangguan atau bala.

Sedangkan hakikat doa adalah seorang hamba menampakkan bahwa dirinya benar-benar membutuhkan Allah Yang Maha Suci, dengan melepaskan diri dari segala kekuatan dan daya manusia. Serta hanya berlindung kepada Dzat Yang Maha Kuat dan Maha Mulia.

Baca Juga

Jadi berdoa adalah tali yang sangat kukuh. Seorang hamba senantiasa bergantungan pada tali itu ketika ia berjalan untuk mengerjakan suatu amalan atau melangkah maju dalam setiap keadaan. Hal ini disampaikan Ahmad bin Abdullah Isa dalam buku Ensiklopedia Doa dan Wirid Shahih Berdasarkan Alquran dan Hadist yang diterbitkan Pustaka Elba, 2006.

Doa juga merupakan penyebab paling kuat untuk menolak segala hal yang tidak diinginkan. Juga penyebab paling kuat untuk memperoleh apa yang diidam-idamkan.

Doa adalah obat yang sangat bermanfaat dan musuh dari segala bala dan malapetaka. Karena doa senantiasa menolak, mendorong, dan mencegah turunnya hal-hal seperti bala dan malapetaka. Doa senantiasa mengangkat atau meringankan bencana dan malapetaka yang sedang turun.

Doa inilah senjata satu-satunya yang dimiliki seorang Mukmin. Sehingga, seorang Muslim tidak pernah malas untuk berdoa dan memohon kepada Allah SWT.

Karena, setiap kali berdoa ia segera mendapat sebuah harapan, sebuah pencerahan, dan suatu bentuk pengobatan. Yaitu, obat bagi hati yang dirundung kesedihan, dan obat dari segala penyakit yang menimpa. Dalam berdoa, ada makna yang lebih mendalam lagi. Yaitu, mewujudkan ibadah hanya untuk Allah SWT semata, Rabb semesta alam.

Abu Darda' pernah berkata, "Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa. Karena, siapapun yang banyak mengetuk pintu, pasti akan dibukakan baginya." (HR Ibnu Abi Syaiba)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement