REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam Jumat memiliki sejumlah keutamaan. Sebagian orang menganggap momen ini istimewa dan penuh berkah.
Banyak Muslim yang meningkatkan ibadah pada malam ini. Di antara amalan yang gemar dilakukan ialah berzikir, shalat sunah, dan membaca Alquran.
Salah satu hal yang kerap diasosiasikan dengan malam Jumat ialah hubungan suami-istri. Meskipun demikian, tidak ada kesunahan secara khusus dalam melakukannya.
Hal ini dijelaskan oleh Syekh Wahbah az-Zuhayli dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh:
وليس في السنة استحباب الجماع في ليال معينة كالاثنين أو الجمعة، ومن العلماء من استحب الجماع يوم الجمعة.
Artinya, "Di dalam sunah, tidak ada anjuran berhubungan seksual suami-istri di malam-malam tertentu, antara lain malam Senin atau malam Jumat. Namun, ada segelintir ulama menyatakan anjuran hubungan seksual di malam Jumat" (Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, cetakan kedua, 1985 M/1305 H, Beirut: Darul Fikr, juz 3, hlm. 556).
Dalam istilah fikih, hubungan seksual antara suami dan istri disebut sebagai jima’ (jimak). Lantas, bagaimana doa jimak menurut ajaran Islam?
Agama ini mengajarkan doa terkait momen-momen tertentu. Adapun doa jimak dipanjatkan sebelum seseorang melakukan hubungan intim dengan pasangan yang sah.
Doa ini tidak terbatas pada malam Jumat saja, tetapi juga malam-malam lainnya. Tujuan membaca doa ini adalah untuk memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan. Harapannya pula, hubungan suami-istri dapat membawa keberkahan.
View this post on Instagram