REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Begitu dashyatnya dampak negatif hadits palsu membuat para sahabat mulai memberikan perhatian terhadap hadits yang disebarkan oleh seseorang. Sehingga, mereka tak akan mudah menerimanya sekiranya ragu akan kesahihan sebuah hadis.
Konflik politik di kalangan umat Islam yang semakin hebat, telah membuka peluang bagi golongan tertentu yang coba mendekatkan diri dengan pemerintah dengan cara membuat hadits. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, dalam Al-Israiliyyat wa al-Maudhuat fi Kutub al-Tafsir mengungkapkan pada zaman Khalifah Abbasiyyah, hadits-hadits palsu dibuat demi mengambil hati para khalifah.
BACA JUGA: Fakta Baru Bos Rental Tewas di Pati, Mobil Korban Sudah Berganti Identitas dan Pelat
Menurut Abu Syahbah, hal itu sempat terjadi pada era kepemimpinan Harun al-Rasyid. Saat itu, Abu al-Bakhtari, seorang qadi, masuk menemuinya ketika ia sedang menerbangkan burung merpati. Lalu, Khalifah berkata kepada Abu al-Bakhtari, Adakah engkau menghafal sebuah hadits berkenaan dengan burung ini?
Lalu, dia meriwayatkan satu hadits, katanya Nabi SAW selalu menerbangkan burung merpati. Harun al-Rasyid tahu bahwa hadits itu palsu dan dia segera memarahi al-Bahktari. Jika engkau bukan dari keturunan Quraisy, pasti aku akan mengusirmu.
Penyebaran hadits-hadits palsu pada zaman itu masih sedikit dibanding zaman-zaman berikutnya. Sebab, pada masa itu masih banyak para tabiin yang menjaga hadis-hadis Nabi SAW. Berikut ini beberapa motif dibalik munculnya hadits-hadits palsu di dunia Islam.
Motif munculnya hadits palsu...Baca di halaman selanjutnya...