Jumat 03 Oct 2025 12:51 WIB

Kisah Kekasih Allah Melindungi Harga Diri Wanita yang Kentut Keras

Kekasih Allah itu bernama Hatim al Asham.

Ilustrasi ahli dzikir seperti Hatim al Asham.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi ahli dzikir seperti Hatim al Asham.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekasih Allah atau waliyullah kerap dikenal karena ibadahnya yang luar biasa. Namun Hatim al-Asham, kekasih Allah yang satu ini, masyhur sekali karena upayanya melindungi harga diri wanita yang kentut keras.

Lelaki yang wafat pada 237 H ini adalah seorang sufi besar dari Balkh, salah satu provinsi di Afghanistan yang terletak di bagian utara negara itu, dengan ibu kota Mazar-e Sharif.

Baca Juga

Hatim merupakan murid seorang sufi bernama Syaqiq al-Balkhi, yang terkenal dengan kezuhudan, kebijaksanaan, dan akhlaknya yang mulia. Salah satu kisah yang sering dikisahkan tentang dirinya adalah peristiwa saat ia menolong seorang perempuan menjaga kehormatan dan harga dirinya.

Bertanya tapi kentut

Alkisah, seorang perempuan dari Balkh datang menemui Hatim untuk bertanya tentang suatu persoalan agama. Karena malu, ia berbicara dengan sangat hati-hati. Namun di tengah percakapan, tanpa sengaja perempuan itu kentut dengan suara keras.

Wanita itu sangat malu dan wajahnya memerah. Ia merasa kehormatannya jatuh karena insiden itu terjadi di depan seorang ulama terkenal. Perasaan malu tersebut membuatnya ingin segera pergi dan tidak kembali lagi.

Namun, Hatim al-Asham dengan kebijaksanaannya segera menyadari keadaan itu. Untuk menjaga martabat wanita tersebut, ia berpura-pura tuli dan seolah tidak mendengar apa yang baru saja terjadi.

Cara bijaksana Hatim menjaga muruah si wanita yang kentut

Setelah peristiwa itu, setiap kali ada yang berbicara dengannya, Hatim selalu berpura-pura menoleh dan meminta orang lain mengulang perkataan mereka, seolah ia benar-benar tidak bisa mendengar dengan baik.

Tindakan itu dilakukannya bukan hanya saat berbicara dengan wanita tersebut, tetapi juga dengan semua orang. Hal ini ia lakukan agar wanita itu benar-benar yakin bahwa Hatim memang tuli sejak lama, sehingga ia tidak merasa malu lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement