REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Akhlak sabar Nabi Muhammad SAW adalah teladan sempurna yang sulit dicari tandingannya. Sepanjang hidup, putra Abdullah menghadapi berbagai cobaan, mulai dari penganiayaan, celaan, fitnah, hingga ancaman pembunuhan, namun semua itu dihadapinya dengan keteguhan hati, kelembutan, dan tanpa dendam. Kesabaran Nabi bukan hanya dalam ucapan, tetapi tercermin dalam setiap tindakan dan keputusannya.
Berikut ini adalah contoh beberapa kesabaran Nabi Muhammad.
1. Menghadapi nenek yang meludahi Nabi setiap hari
Kisah seorang nenek Yahudi di Mekah menunjukkan betapa luar biasa kesabaran Rasulullah. Nenek itu secara rutin mencaci maki dan meludahi Nabi Muhammad setiap kali bertemu. Namun, Nabi tidak pernah membalas.
Suatu hari, ketika Nabi tidak melihat nenek tersebut di tempat biasanya, dia menjenguknya dan mendapati sang nenek sedang sakit. Nabi dengan penuh kasih merawatnya. Tersentuh dengan perlakuan baik yang tidak disangka-sangka, nenek itu akhirnya memeluk Islam.
2. Menghadapi Bani Tsaqif yang melempar batu
Puncak ujian kesabaran saat berdakwah terjadi di Thaif. Setelah wafatnya paman yang melindunginya, Abu Thalib, Nabi pergi ke Thaif dengan harapan mendapatkan dukungan.
Namun, kaum Tsaqif tidak hanya menolak, tetapi juga mengusir dan memerintahkan anak-anak serta budak untuk melempari Nabi dengan batu. Nabi pun terluka parah hingga berdarah.
Dalam kondisi tertekan dan berdarah, Nabi Muhammad mencari perlindungan di bawah pohon anggur. Malaikat Jibril dan malaikat penjaga gunung datang menemuinya, menawarkan untuk menimpakan dua gunung ke atas penduduk Thaif sebagai balasan atas perlakuan mereka.
Sungguh menakjubkan, Nabi menolak tawaran tersebut dan justru berdoa agar Allah memberikan petunjuk kepada kaum Thaif, karena Nabi tahu mereka melakukan itu atas ketidaktahuan.
3. Menahan lapar
Kesabaran putra Abdullah tidak hanya terlihat dalam menghadapi musuh, tetapi juga dalam menghadapi kesulitan hidup sehari-hari.
Ada kalanya keluarganya tidak makan selama berhari-hari karena kelaparan, bahkan harus mengikatkan batu ke perutnya untuk menahan rasa lapar. Namun, tidak pernah mengeluh atau meragukan takdir Allah. Justru tetap bersyukur dan tawakal.
4. Hadapi fitnah
Nabi juga menunjukkan kesabarannya dalam menghadapi tuduhan dan fitnah, seperti kasus yang menimpa istrinya, Aisyah. Kisah ini bermula ketika Aisyah ikut serta dalam Perang Bani Mustaliq.
Dalam perjalanan pulang, rombongan berhenti sejenak untuk beristirahat. Aisyah yang keluar dari sekedupnya (tandu di atas unta) untuk buang hajat, mendapati kalungnya hilang. Ia kembali ke tempat istirahat untuk mencarinya.