Senin 22 Sep 2025 14:52 WIB

10 Ajaran Mendasar Syekh Abdul Qadir Jailani yang Praktis

Syekh Abdul Qadir Jailani dikenal sebagai raja para kekasih Allah.

Ilustrasi berdzikir untuk menenangkan hati.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi berdzikir untuk menenangkan hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja para kekasih Allah (sulthanul auliya) Syekh Abdul Qadir Jailani menekankan pentingnya membersihkan jiwa dan meningkatkan kesadaran spiritual melalui ajaran tasawufnya.

Dia memadukan syariat dan hakikat secara sinergis, dengan berpegang teguh pada Alquran dan Hadis. Ajaran tasawufnya berorientasi pada perbaikan akhlak dan pencapaian maqam ma'rifat kepada Allah SWT, seperti yang banyak dijelaskan dalam bukunya yang berjudul Al-Ghunyah. Ajaran-ajaran ini mencerminkan esensi tasawuf yang dia amalkan sepanjang hidup.

Baca Juga

​Ajaran Syekh Abdul Qadir berpusat pada pemurnian hati (tazkiyatun nafs) dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah (tawakkal). Beberapa tema utama yang sering beliau tekankan adalah sebagai berikut,

​1. Ketulusan Ibadah

Menekankan bahwa setiap amal ibadah harus dilakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk mencari pujian atau pengakuan dari manusia. "Semata-mata karena Allah" adalah melakukan segala sesuatu dengan niat tulus dan ikhlas, hanya untuk mengharap rida Allah SWT, bukan karena motivasi lain. Ungkapan ini merujuk pada konsep keikhlasan dalam Islam.

Seorang Muslim melaksanakan sholat dengan khusyuk bukan agar terlihat saleh, melainkan karena kesadaran bahwa ia sedang menghadap Penciptanya.

Seseorang bekerja keras dan jujur bukan hanya untuk mendapatkan gaji, tetapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah dengan memberikan hasil yang terbaik.

Ketika memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, ia melakukannya secara tulus tanpa mengharapkan ucapan terima kasih atau balasan. Bahkan, ia bisa memilih untuk bersedekah secara tersembunyi agar amalnya hanya diketahui oleh Allah.

​2. Zuhud

Zuhud menekankan pentingnya hidup sederhana dan tidak terlalu bergantung pada harta dunia. Orang yang zuhud akan menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan duniawi yang berlebihan, serta lebih mengutamakan kehidupan akhirat.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, 

وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

wa mā hāżihil-ḥayātud-dun-yā illā lahwuw wa la’ib, wa innad-dāral-ākhirata lahiyal-ḥayawān, lau kānụ ya’lamụn

64. Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement