REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Maryam merupakan salah satu perempuan yang mulia dalam Islam. Dia adalah perempuan salehah yang selalu menjaga diri dan kehormatannya, tapi kemudian mendapat kabar dari malaikat bahwa ia hamil.
Allah SWT mengutus malaikat Jibril kepadanya dalam bentuk seorang laki-laki yang gagah dan rupawan untuk memberitahukan kepada Maryam bahwa ia akan melahirkan seorang putra tanpa ayah. Kedatangan Jibril dalam bentuk manusia itu agar supaya tidak menimbulkan ketakutan pada diri Maryam.
Kisah tentang malaikat Jibril yang memberitahu Maryam mengenai kehamilannya terdapat dalam Alquran, khususnya dalam surat Maryam, di mana Allah SWT berfirman:
قَالَ اِنَّمَآ اَنَا۠ رَسُوْلُ رَبِّكِۖ لِاَهَبَ لَكِ غُلٰمًا زَكِيًّا
Artinya: "Dia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untukmemberikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu.” (QS Maryam [19]:19).
Diceritakan bahwa malaikat Jibril datang menemui Maryam untuk memberitahukan kabar bahwa dia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama Isa, yang akan menjadi nabi bagi Bani Israil.
Maryam pada awalnya merasa terkejut dan bingung karena dia belum pernah disentuh oleh laki-laki mana pun. Namun, malaikat Jibril menjelaskan bahwa hal ini adalah kehendak Allah SWT dan bahwa penciptaan Isa adalah tanda kekuasaan-Nya.
Setelah menerima kabar tersebut, Maryam mengandung Nabi Isa secara mukjizat, tanpa adanya interaksi fisik dengan laki-laki. Setelah itu, mengasingkan diri bersama bayi yang dikandungnya ke tempat yang jauh (QS Maryam [19]:22).
فَحَمَلَتْهُ فَٱنتَبَذَتْ بِهِۦ مَكَانًا قَصِيًّا
Artinya: “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.”
Di sana, saat ia hendak melahirkan, dia merasa sangat lelah dan putus asa. Namun, Allah SWT memberinya kekuatan dan petunjuk melalui malaikat Jibril untuk menggoyangkan pohon kurma, yang kemudian menghasilkan buah kurma sebagai makanan bagi Maryam. Allah SWT juga memberikan mata air di dekatnya sebagai sumber minum.
Ketika Maryam merasa sakit karena akan melahirkan anaknya, maka ia terpaksa bersandar pada pangkal pohon kurma untuk memudahkan kelahiran; dengan penuh kesedihan ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya jika aku mati saja sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.”
Maryam mengharapkan seandainya mati saja sebelum melahirkan karena merasa beratnya penderitaan akibat melahirkan seorang anak tanpa seorang ayah yang berakibat timbulnya tuduhan dan cemoohan dari kaumnya yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya; atau beliau mengharapkan menjadi sesuatu benda yang tidak berarti dalam pandangan manusia, lagi dilupakan daripada menderita perasaan tertekan dan malu yang luar biasa.
فَنَادَىٰهَا مِن تَحْتِهَآ أَلَّا تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا