REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Rasulullah SAW pernah mengingatkan tentang dampak bagi pengangguran. Dalam sebuah hadits disebutkan:
"Pengangguran menyebabkan hati keras (keji dan membeku)." (HR Asysyihaab).
Buya H Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah II menjelaskan, manusia adalah makhluk yang diberikan akal oleh Allah. Dengan akal itulah manusia bisa melakukan dan berbuat yang bermanfaat bagi dirinya ataupun bagi orang lain.
Allah SWT berfirman dalam Alquran tentang kelebihan yang dimiliki dalam surat Al Isra ayat 70:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًاࣖ
walaqad karramnâ banî âdama wa ḫamalnâhum fil-barri wal-baḫri wa razaqnâhum minath-thayyibâti wa fadldlalnâhum ‘alâ katsîrim mim man khalaqnâ tafdlîlâ
Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
"Untuk itu, rasanya kalau manusia mau kreatif dan menggunakan akalnya, rasanya menganggur adalah suatu hal yang tidak perlu dialaminya, menganggur adalah kesia-siaan. Bahkan Rasulullah menyebutkan bahwa menganggur mengakibatkan hati menjadi beku dan keras," tulis Buya Alfis.
Pernah suatu ketika saat Nabi mengisi sebuah majelis, kemudian seorang sahabat meninggalkan majelis tersebut. Sahabat lainnya pun mengadu kepada Rasulullah perihal itu, dan Rasulullah berkata, "Jika dia pergi dari majelisku untuk bekerja, dia fi sabilillah,".
Artinya, hal demikian merupakan penegasan Nabi tentang pentingnya bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam Islam