REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebaik apa pun pribadi seseorang, akan ada orang lain yang tidak menyukainya. Bahkan, boleh jadi tanpa diketahuinya, ada pihak yang menginginkan kehancuran reputasinya.
Nabi Muhammad SAW sebagai insan paling sempurna dan mulia pun menghadapi permusuhan yang dikobarkan para pembenci. Karena itu, sebagai manusia biasa, janganlah mengharap dapat menyenangkan semua orang dalam kehidupan yang fana ini.
Ekspresi kebencian dapat diungkapkan antara lain melalui fitnah. Penyebaran berita bohong dapat merusak nama baik seseorang.
Oleh karena itu, sebagai Muslim, kita sudah semestinya memohon kepada Allah agar dilindungi dari orang-orang zalim yang senang menebar fitnah dan adu domba. Berikut ini adalah salah satu teks doa yang dapat kita panjatkan, agar selamat dari kejahatan lisan kelompok yang zalim.
ۚرَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
(Rabbana la taj'alnaa fitnatan lil qaumi dzolimin wa najina birohmatika minal qoumil kaafiriin.)
Artinya, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang kafir."
Doa ini diambil dari Alquran surah Yunus ayat ke-85 dan 86. Ini pernah dibaca oleh umat Nabi Musa ketika dalam penindasan Firaun di Mesir. Mereka adalah Bani Israil, yang dengan bimbingan saudara Harun AS itu memohon kepada Allah agar dilepaskan dari kekejaman si raja Mesir dan pemuka-pemuka kaumnya.
Sebab, sudah bergenerasi-generasi lamanya Bani Israil dalam represi Firaun. Mereka diperlakukan secara hina dina dan tidak berperikemanusiaan.
Bahaya fitnah
Nabi Muhammad SAW memberikan peringatan keras kepada umat Islam tentang bahaya fitnah. Memfitnah seseorang adalah dosa besar. Termasuk di sini, menuding orang lain tanpa bukti-bukti yang kuat.
Rasulullah SAW lantas mengingatkan, orang yang memfitnah, maka kesalahan-kesalahannya akan ditampakkan, sekalipun orang itu bersembunyi di tempat yang paling tersembunyi.
Beliau pernah ditanya, "Siapakah Muslim yang terbaik, ya Rasulullah?"
Jawab Rasulullah SAW, "Seseorang yang selamat dari lidah dan tangannya" (Muttafaq'alaih).
Seorang Muslim semestinya melindungi saudara seiman, termasuk yang tidak hadir ketika ada fitnah yang membicarakan ihwal dirinya. Ini sesuai petunjuk Nabi SAW agar Muslimin melindungi kehormatan saudaranya dari fitnah. Bila sudah begitu, insya Allah, ia pun akan diberi perlindungan oleh Allah dari siksa neraka.