REPUBLIKA.CO.ID, Kisah tujuh pemuda yang tertidur di dalam gua selama 309 tahun sehingga menyelamatkan iman mereka sungguh populer di Alquran. Ayat tersebut juga mengungkapkan bagaimana Allah SWT menjaga kondisi mereka untuk tetap tidur.
Allah SWT berfirman:
وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ ۖوَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖوَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
"Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka." (QS. Al Kahfi ayat 18)
Ashabul Kahfi atau Pemuda Gua adalah pemegang teguh ajaran tauhid, dan beriman hanya kepada Allah sebagai Yang pantas untuk disembah. Mereka mengagungkan Allah sebagai Penguasa langit dan bumi, berbeda dengan masyarakat di mana mereka itu hidup yang menganut paham politheisme (musyrik).
Para Pemuda Gua itu adalah penganut tauhid (QS al-Kahf/18: 14-16). Akibat keimanan yang berbeda dengan masyarakatnya tersebut, keselamatan jiwanya terancam. Oleh karena itu Allah memerintahkan mereka itu untuk berlindung dengan cara memasuki gua yang ditunjukkan oleh Allah (QS al-Kahf/18: 16)
Jika dicermati bagaimana Allah menidurkan mereka, maka dapatlah dilihat beberapa hal yang menarik, yaitu:
1. Mereka, Așĥābul-Kahfi, ditutup telinganya (lihat ayat 11)
فَضَرَبْنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمْ فِى ٱلْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا
Fa ḍarabnā 'alā āżānihim fil-kahfi sinīna 'adadā
Artinya: Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.
Mereka ditempatkan dalam gua yang luas, di mana sinar matahari tidak masuk ke gua itu. Matahari terbit di sebelah kanan gua dan terbenam di sebelah kirinya (lihat ayat 17)
وَتَرَى ٱلشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَٰوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ ٱلْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ ٱلشِّمَالِ وَهُمْ فِى فَجْوَةٍ مِّنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ ۗ مَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيًّا مُّرْشِدًا
Wa tarasy-syamsa iżā ṭala'at tazāwaru 'ang kahfihim żātal-yamīni wa iżā garabat taqriḍuhum żātasy-syimāli wa hum fī fajwatim min-h, żālika min āyātillāh, may yahdillāhu fa huwal-muhtadi wa may yuḍlil fa lan tajida lahụ waliyyam mursyidā
Artinya: Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
3. Tubuh Așĥābul-Kahfi dibolak-balikkan oleh Allah ke kanan dan ke kiri (lihat ayat 18).
Marilah kita cermati satu per satu dari ketiga hal menarik di atas.
1. Allah menutup telinga Așĥābul Kahfi (ayat 11). Dengan tindakan ini, para pemuda gua itu tidak mendengar kebisingan luar, yang bisa membangunkannya dari tidur. Dengan kata lain penutupan telinga, yaitu “memutus” pende- ngaran keluar sehingga keadaan hening. Hal ini akan dapat memperpanjang waktu lelap tidurnya.