Selasa 09 Jul 2024 19:08 WIB

Buya Hamka Jelaskan Keistimewaan Bulan Muharram

Keistimewaan bulan Muharram dijelaskan Buya Hamka.

Pawai sambut 1 Muharrram (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
Pawai sambut 1 Muharrram (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH --Setelah bangsa Arab memeluk Agama Tauhid (Islam) yang disampaikan Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail, dijadikanlah empat bulan yang dihormati. Empat bulan itu adalah Dzulqaidah, Dzulhijiah dan Muharram Rajab.

Prof Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar menjelaskan, kenapa bulan itu dihormati, karena pada keempat bulan itu tidak boleh berperang dan tidak boleh balas dendam. Artinya dilarang keras berperang di waktu itu, jangan menjarah dan membalas dendam.

Baca Juga

'Sebab pada bulan yang tiga itu adalah bulan yang khas untuk mengeriakan Haji ke baitullah," katanya.

Prof Hamka menuturkan sejak Dzulqaidah ialah persiapan untuk pergi Haji, sedang Dzulhijjah ialah bulan untuk mengerjakan Haji itu sendiri, dan bulan Muharram ialah perjalanan pulang dari Haji. 

Enam bulan selepas haji itu, yaitu pada bulan Rajab dijadikan lagi bulan yang dihormati. Dan masin dilarang berperang, balas dendam.

"Tujuannya supaya dapat pula mengerjakan Umrah di bulan itu," katanya. 

Sampai ke zaman kita sekarang ini buat seluruh Tanah Arab, dipandang bahwa bulan Rajab ialah bulan ziarah besar, mengerjakan umrah, dan penduduk Makkahsendiri mengadakan ziarah besar ke Maqam Rasulullah s.a.w. di Madinah. 

Penafsir  tentang kalimat "Demikianlah agama yang lurus." Artinya demikianlah telah diatur menurut agama sejak zaman Nabi lbrahim, dan telah diterima pula peraturan itu turun-temurun oleh seluruh suku bangsa Arab, diakui dan diamalkan sejak zaman Nabi lbrahim itu. 

"Dengan pengakuan bahwa ini adalah agama yang lurus, berarti bahwa peraturan itu setelah datang Nabi Muhammad tetap berlaku, bahkan dipertahankan dan dikembalikan kepada garisnya yang sebenarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement