Jumat 05 Jul 2024 19:06 WIB

Kondisi Manusia Digiring di Padang Mahsyar Saat Kiamat dan 5 Cara Umat Islam Dikenali

Kiamat keniscayaan yang akan terjadi atas kehendak Allah SWT

Hari Kiamat (ilustrasi). Kiamat keniscayaan yang akan terjadi atas kehendak Allah SWT
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi). Kiamat keniscayaan yang akan terjadi atas kehendak Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terdapat banyak riwayat dari Rasulullah SAW yang menggambarkan ihwal bagaimana umat manusia kelak akan digiring pada hari kiamat kelaak di Padang Mahsyar.

Di antaranya adalah riwayat dari Imam Bukhari yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

Baca Juga

إِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً

“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (HR Bukhari no 6043)

Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).

Lantas dalam kondisi miliaran umat manusia yang berada di Padang Mahsyar tersebut, bagaimana kita, umat Islam akan dikenali oleh Allah SWT dan para malaikatnya?

Dikutip dari buku Para Musuh Allah karya Rizem Aizid, terdapat empat cara agar Allah SWT tidak mengabaikan kita pada hari kiamat.

Pertama, tobat. Cara pertama dan paling utama agar setiap Muslim terhindar dari murka Allah SWT dan tidak lagi dicap sebagai musuh-Nya pada hari kiamat adalah dengan bertobat memohon ampunan-Nya.

Menurut kaum sufi, tobat memiliki tiga pengertian. Pertama, meninggalkan segala kemaksiatan dan melakukan kebajikan secara terus-menerus. Kedua, keluar dari kejahatan dan memasuki kebaikan karena takut kepada murka Allah SWT. Dan ketiga, terus-menerus bertobat meskipun sudah merasa tidak berbuat dosa lagi.

Tobat sesungguhnya tidak sebatas mengucapkan kalimat istighfar, karena sebanyak apa pun seseorang mengucapkan kalimat istighfar, kalau setelah itu mengulangi perbuatan dosanya, maka dia belum dikatakan bertobat.

Selain mengucapkan kalimat istighfar, jalan lain yang dapat mengantarkan seseorang ke jalan tobat adalah melakukan shalat sunnah tobat. Shalat sunnah tobat tersebut harus dilakukan dengan kesadaran diri untuk tidak lagi mengulangi perbuatan dosa yang sama ataupun perbuatan dosa yang baru.

Bertobat harus dilakukan sesegera mungkin setelah menyadari perbuatan dosanya, ini merupakan salah satu syarat tobat. Tobat juga harus dilakukan sebelum ajal menjemput karena ketika ajal sudah tiba, maka tobat tersebut akan sia-sia. Allah SWT berfirman tentang pentingnya menyegerakan tobat dalam Alquran:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

"Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS an-Nisa ayat 18).

Kedua, dzikir..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement