Kelima, selanjutnya, berkenaan dengan orang mukmin ketika hendak dicabut nyawanya, diriwayatkan oleh Ibnu al-Mubarak dari Haiwa dari Abū Sakhar dari Muhammad bin Kaab al-Qardī bahwa ia berkata, “Ketika nyawa seorang mukmin sudah akan keluar, Malaikat Maut datang dan berkata, “Assalamualaika, wahai orang yang dikasihi Allah SWT. Allah berkirim salam kepadamu.” Kemudian ia mencabutnya dengan membaca ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
الَّذِيْنَ تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ طَيِّبِيْنَ ۙيَقُوْلُوْنَ سَلٰمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan baik. Mereka (para malaikat) mengatakan, “Salamun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu). Masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan.” (QS an-Nahl Ayat 32)
Ibnu Masūd berkata, “Ketika Malaikat Maut datang untuk mencabut nyawa seorang mukmin, ia terlebih dahulu berkata, 'Tuhanmu berkirim salam padamu'.” Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهٗ سَلٰمٌ ۚوَاَعَدَّ لَهُمْ اَجْرًا كَرِيْمًا
“Ucapan penghormatan (Allah kepada) mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari ketika mereka menemui-Nya ialah, “Salam,” dan Dia siapkan untuk mereka pahala yang mulia.” (QS Al-Ahzāb ayat 44)