REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nabi Daud merupakan salah satu nabi yang disebutkan Alquran. Hal ini menunjukkan kedudukannya yang istimewa.
Di antara ayat Alquran yang menyebutkan kedudukan tersebut adalah Surat Shad ayat 17. Allah SWT berfirman:
اصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan).”
Nabi Daud mempunyai dua keistimewaan yang bersifat ibadah dan kekuatan fisik. Kekuatan ibadah yang dimiliki Nabi Daud, kita penting meneladaninya.
Sementara kekuatan fisik Nabi Daud adalah murni menjadi salah satu mukjizat yang khusus diperuntukkan untuk beliau.
Terdapat enam kebiasaan yang dilakukan Nabi Daud dan dilestarikan Rasulullah, Muhammad SAW sebagai berikut:
Pertama, puasa dan menghidupkan malam
عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَهُ: «أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَيَصُومُ يَوْمًا، وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash RA, dia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW berkata padanya, “Sholat yang paling disukai Allah adalah sholatnya Nabi Daud, puasa yang paling disukai Daud adalah puasa Daud, dia tidur setengah malam dan sholat sepertiga lalu tidur seperenamnya, puasa sehari dan tidak berpuasa sehari.” (HR Bukhari)
Kedua, kesungguhan sujud dan keikhlasannya
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berdoa sebagaimana doa yang dibaca Nabi Daud ketika sujudnya.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ (هو أبو سعيد الخدري) إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي رَأَيْتُنِي اللَّيْلَةَ وَأَنَا نَائِمٌ كَأَنِّي أُصَلِّي خَلْفَ شَجَرَةٍ، فَسَجَدْتُ، فَسَجَدَتِ الشَّجَرَةُ لِسُجُودِي، فَسَمِعْتُهَا وَهِيَ تَقُولُ: اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا، وَتَقَبَّلْهَا مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ، ثم قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «فَقَرَأَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم سَجْدَةً، ثُمَّ سَجَدَ»، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَسَمِعْتُهُ وَهُوَ «يَقُولُ مِثْلَ مَا أَخْبَرَهُ الرَّجُلُ عَنْ قَوْلِ الشَّجَرَةِ».
Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, “Sahabat Abu Sa'id Al-Khudri datang kepada Nabi SAW. Dia berkata, “Wahai Rasulullah sungguh aku bermimpi malam tadi seakan aku sholat di belakang pohon, lalu aku bersujud. Pohonpun bersujud karena aku bersujud, lalu aku mendengarnya berkata, “Ya Allah catat bagiku atasnya di sisi-Mu pahala, letakkan dariku dengannya kesalahanku, dan jadikanlah bagiku simpanan pahala, dan terimalah dariku, sebagaimana Engkau menerimanya dari Hamba-Mu Daud.” Lalu Ibnu Abbas menuturkan bahwa Nabi SAW membaca ayat sajadah kemudian sujud.” Ibnu Abbas berkata, “Lalu aku mendengar beliau berkata sebagaimana dikatakan pohon tadi untuk Abu Said al-Khudri.” (HR Tirmidzi).